Lingkar.news – IdaFitriyah mengaku sangat tertarik dengan sastra dan bahasa lokal. Hal inilah yang membuatnya ingin terlibat dalam Komunitas Duta Bahasa.
Pasalnya, selain menjadi ajang tahunan, Duta Bahasa juga merupakan komunitas bagi para pecinta bahasa. Ia mengatakan, ingin bisa berdiskusi dengan rekan-rekan yang punya ketertarikan yang sama di bidang kebahasaan.
Gadis kelahiran 20 Februari 1996 itu menceritakan, dirinya mulai tertarik untuk mengikuti Duta Bahasa pada tahun 2014 saat masih kuliah semester satu Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra UNNES.
Saat itu, ceritanya, juara Duta Bahasa Jawa Tengah bukan berasal dari jurusan sastra dan bahasa, melainkan dari jurusan ilmu eksak dan Bahasa Inggris. Ia kemudian memberanikan diri untuk mengikuti kompetisi tersebut.
“Jadi aku kemudian pengen ikut ajang itu, apalagi dari dosenku juga mengarahkan. Kalau ikut itu kan aku juga bisa praktek langsung soal ilmu yang aku dapatkan di kuliah,” ungkapnya.
Selain itu, gadis yang kini melanjutkan S2 Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di UNS itu mengaku ingin memberikan banyak pengaruh positif perihal kebahasaan kepada masyarakat luas.
“Saya ingin memajukan bahasa bersama orang-orang yang punya ketertarikan yang sama,” tuturnya.
Tak disangka, dirinya bahkan sampai tiga kali mendaftar ajang Duta Bahasa tingkat Jawa Tengah. Di antaranya yakni pada tahun 2014, 2017 dan 2019.
“Tahun 2014 dan 2017 itu belum lolos saat seleksi. Tapi Alhamdulillah tahun 2019 bisa lolos dan jadi Juara 2 Duta Bahasa tingkat Jawa Tengah,” katanya.
Selanjutnya, dirinya mewakili Jawa Tengah dalam ajang Duta Bahasa tingkat Nasional tahun 2020. Keikutsertaannya dalam ajang nasional ini lantaran keterbatasan seleksi akibat pandemi.
“Juara pertama tahun 2019 itu sudah mewakili ke tingkat nasional. Lalu karena saat tahun 2020 masih pandemi, sehingga di tingkat provinsi tidak bisa mengadakan seleksi. Akhirnya yang maju ke nasional di tahun itu adalah juara dua Duta Bahasa provinsi pada tahun 2019,” paparnya.
Dia menyebut, persiapan yang dilakukan untuk mewakili Jawa Tengah ke Nasional saat itu cukup singkat. Apalagi banyak keterbatasan akibat pandemi.
“Memang kita persiapannya mepet dan hanya bisa beberapa kali tatap muka, tapi kita tetap optimal menjalankannya. Alhamdulillah, saat itu bisa menjadi terbaik 6 di Duta Bahasa Nasional tahun 2020,” terangnya.
Perempuan asal Kudus itu mengaku banyak pengalaman berharga dan menarik yang bisa diambil selama mengikuti kompetisi itu. Terutama bisa mengenal banyak rekan yang juga tertarik dalam kebahasaan.
“Dulu cuma bisa diskusi sama teman dan dosen, setelah ikut ini bisa diskusi sama pembina di Balai Bahasa dan orang-orang di komunitas bahasa dari daerah lain,” tandasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus S – Koran Lingkar)