Mengenal Dianita Rahma Nugraheni, Belajar Banyak Hal dari Sejarah

Mengenal-Dianita-Rahma-Nugraheni,-Belajar-Banyak-Hal-dari-Sejarah

Dianita Rahma Nugraheni. (R. Teguh Wibowo/Lingkar.news)

Lingkar.news – Punya hobi menulis esai tentang Sejarah, Dianita Rahma Nugraheni mengaku bisa belajar banyak hal dari sejarah.

“Dengan belajar sejarah, saya bisa belajar banyak hal. Termasuk dari segala dinamika yang terjadi di dalamnya. Kita bisa jadikan itu untuk pembelajaran atau bekal membangun peradaban kita menjadi lebih baik lagi,” tutur perempuan 25 tahun yang tinggal di Desa Kasreman, Kecamatan/Kabupaten Rembang, Jawa Tengah ini.

Hobi tersebut sudah ia tekuni sejak Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurutnya, sejarah bisa menjadi pembelajaran untuk suatu proses pembangunan. 

Dianita, begitu ia biasa disapa, suka belajar Sejarah meskipun kini telah bekerja di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Inspektorat.

Hobi menulis esai sejarah itu mulai muncul dari latar belakang keluarga. Orang tuanya sering menceritakan tentang sejarah banyak tokoh dan tempat, termasuk sejarah kerajaan. 

“Salah satu sebab suka sejarah karena kedua orang tua saya suka bercerita tentang sejarah. Orang tua saya memang punya latar belakang bidang pendidikan sejarah. Banyak hal tentang sejarah yang diceritakan kepada saya ketika rekreasi atau hanya sekedar quality time di rumah,” tuturnya. 

Dia menuturkan, orang tuanya menceritakan sejarah Raden Ayu (RA) Kartini. Hal itulah yang pertama kali memikat hatinya pada hobi menulis esai Sejarah. Tak hanya itu, orang tuanya juga bercerita sejarah salah satu tokoh Walisongo di Kecamatan Lasem yakni Sunan Bonang. 

“Misalnya, akulturasi budaya di Lasem, Vihara di atas bukit Desa Sendangcoyo, Kecamatan Lasem, dan sebagainya. Banyak hal yang diperbincangkan. Tidak hanya sejarah tentang sosok, tetapi juga tempat dan peristiwanya. Dari situ kemudian mulai menyukai sejarah, karena dari latar belajar tersebut jadi kerap ngobrol sejarah dengan orang tua,” katanya. 

Esai sejarah pertama yang ia tulis yaitu tentang RA Kartini saat event Pekan Esai Nasional Universitas Negeri Semarang (UNNES). Esai tersebutlah yang menjadi awal bagaimana kemudian ia rutin menulis esai Sejarah. 

Sekarang ia rutin mengikuti lomba esai Sejarah. Seperti saat ini, ia mengikuti lomba esai Sejarah yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar). 

Ia tak memikirkan atau menargetkan menang, yang penting baginya adalah menyalurkan hal yang disukai. 

“Kalau menang itu jarang. Saya ingat waktu ikut lomba serupa yang diselenggarakan di Rembang tahun 2019 di Pendopo Museum RA Kartini. Alhamdulillah juara harapan 3. Yang esai Nasional UNNES itu masuk 10 finalis,” ungkap mahasiswi S2 Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang itu. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)

Exit mobile version