Lingkar.news – Menjadiguru Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bukanlah pekerjaan yang mudah. Kesabaran dan konsistensi diperlukan agar guru tidak mengeluh ketika anak mengalami kesulitan belajar.Hal tersebut yang selalu diterapkan Aryu Challi, seorang guru di Rumah Belajar Anak (RBA) di Melati Lor, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Ia memutuskan untuk menjadi seorang guru ketika lulus dari studinya di IAIN Kudus.
Aryu sapaan akrabnya, bersyukur karena bisa menjadi salah satu guru RBA yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Baginya, melihat anak dengan berbagai macam kebutuhan khusus yang berbeda-beda membuat dirinya merasa lebih beruntung.
Menurut Aryu, anak berkebutuhan khusus juga mempunyai kelebihan dan bakat yang bisa dikembangkan. Meskipun mereka mempunyai kekurangan dalam berinteraksi ataupun kekurangan lainnya, ia percaya bakat dari anak-anak ABK dapat dikembangkan.
Bagi Aryu, menjadi guru ABK memang harus sabar dan tekun. Keikhlasannya dalam mengajar pasti akan diuji ketika menemui kendala-kendala dalam membimbing murid-muridnya, karena setiap anak mempunyai metode belajar yang berbeda-beda. Hal tersebut yang harus dipelajari oleh Aryu.
Melihat anak ABK yang diajarnya menunjukkan perkembangan signifikan dalam hal belajar, Aryu mengaku sangat senang. Sebab jika tidak didorong oleh para guru pembimbing, potensi anak-anak ABK tersebut akan terhenti.
Perempuan kelahiran Demak itu juga berharap dapat konsisten menjalani pekerjaan mulia tersebut. Meskipun terdapat kendala yang tak terduga, ia yakin ilmu yang diberikan kepada murid-muridnya akan bermanfaat. (Lingkar Network | Lingkar.news)
