Lingkar.news – Kegiatan menyulam menjadi pelipur lara untuk Anisa Fauziyah. Gadis kelahiran Kudus tersebut menjadikan kegiatan menyulam sebagai bagian self reward di tengah pengerjaan skripsi-nya.
Gadis jurusan Pendidikan Kimia itu mengaku hampir pecah kepala saat menyelesaikan tugas akhirnya. Namun di tengah-tengah rasa jengah akan skripsi, ia menemukan aktivitas menyulam sebagai obat penatnya.
“Sebenarnya buat pancingan atau self reward untuk ngerjain skripsi. Bayangkan, skripsiku sendiri itu dari 2021 hingga 2022. Hampir setahun sendiri. Aku tipikal orang harus ada reward ke diriku sendiri setelah susah payah,” ujarnya.
Akan tetapi, jauh sebelum itu, ia mengatakan perkenalannya dengan menyulam berangkat dari baju yang bolong-bolong dimakan rangas. Karena tidak ingin membuangnya, ia menjahit baju kesayangannya dengan benang jahit biasa. Barulah saat itu perkenalannya dengan kegiatan menyulam tumbuh.
“Barulah dari sana saya cari-cari di market place alat-alat untuk menyulam, dan akhirnya keterusan sampai sekarang,” ujarnya.
Sebelum benar-benar menekuni kegiatan menyulam, ia sebenarnya sempat tertarik dengan kerajinan keramik. Akan tetapi karena biaya yang dibutuhkan mahal, ia akhirnya menguburkan niatnya untuk menekuni kegiatan tersebut.
“Sempat mikir bikin kerajinan keramik. Tapi setelah riset ternyata mahal, terus proses pekerjaan susah dan kurang efisien,” imbuhnya.
Gadis kelahiran 28 Februari 1999 silam itu mengaku kalau sulamannya sering berbentuk lukisan. Dari orang setengah badan, bunga-bungaan, dedaunan, gambar abstrak, quotes hingga planet, maupun galaksi.
Ia menjadikan kegiatan tersebut sebagai usaha bisnisnya. Ia berencana akan membuat beberapa bingkisan berupa sulaman dengan isi quotes maupun ucapan selamat pada momen tertentu.
“Tapi kalau saat ini baru pengen ngasih temen-temen dekat dulu. Aku pengen nyulam buat temen dekatku sebagai bentuk apresiasi sudah mau berteman denganku,” lanjutnya. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Koran Lingkar)