Laras Sari, Guru Nyambi Jadi Petugas Pantarlih

Laras Sari, Guru Nyambi Jadi Petugas Pantarlih

POTRET: Laras Sari. (

Lingkar.news Saat ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Rembang, Jawa Tengah tengah disibukkan dengan agenda pemutakhiran data pemilih. Sebanyak 2.200 Panitia Pendaftar Pemilih (Pantarlih) telah dilantik dan tengah berkeliling setiap hari. 

Salah satu dari ribuan Pantarlih ini adalah Laras Sari. Ia adalah seorang guru di salah satu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kecamatan Lasem. 

Laras sapaan akrabnya, mengatakan alasan dirinya  mendaftar menjadi Pantarlih adalah ingin mendapatkan penghasilan lebih. Pasalnya seperti diketahui gaji dari guru PAUD yang tak seberapa. 

Perempuan yang suka merias wajah orang atau bisa dibilang Make Up Artist (MUA) ini biasanya melaksanakan tugasnya sebagai Pantarlih dimulai pada sore hari. Di pagi hari, warga Desa Karangturi, Kecamatan Lasem itu mengajar dan siang harinya membuka praktek les-lesan. 

Mengenal Miftah Farid, Guru TK Viral yang Punya Konten TikTok Edukatif

Disebutkannya, rata-rata Laras mampu mendata 15 rumah. Terkadang tugasnya itu selesai hingga malam hari. 

“Pernah paling malam sampai jam 9. Ngebut rekapan data,” tuturnya. 

Aktivitasnya mulai pagi sampai terkadang malam terkadang membuatnya merasa lelah. Namun, karena semua sudah menjadi konsekuensi dan sudah niatnya bekerja, maka lelah itu pun menjadi Lillah

Mengenal Aryu Challi, Guru Anak Berkebutuhan Khusus yang Telaten Didik Siswa Kembangkan Potensi

“Ada senengnya juga bisa silaturahmi dengan warga desa juga. Datang ke rumahnya satu-satu,” tuturnya. 

Pengalaman suka dukanya saat bertugas sebagai Pantarlih, diungkapkannya saat datang ke rumah warga dikira mendata mereka mau menerima bantuan. Terkadang ada warga yang awalnya enggan memberikan data Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). 

“Pas mereka ditanya ada yang mengira kami mendata bantuan, dan ada yang susah memberikan data KK atau KTP miliknya. Namun setelah kita jelaskan secara detail, Alhamdulillah mereka mau,” tandasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)

Exit mobile version