JAYAPURA, Lingkar.news – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah mengimplementasikan metode pembekuan atau frozen untuk menjaga stabilitas harga cabai, yang merupakan salah satu komoditi pangan penyumbang inflasi tertinggi di daerah tersebut.
Penjabat Sekda Provinsi Papua Tengah, Anwar Harun Damanik, mengatakan bahwa penggunaan metode ini mampu membuat cabai lebih tahan lama dan tidak cepat busuk, sehingga membantu mengontrol harga di pasaran.
“Namun karena metode frozen itu kini harga cabai bisa mencapai Rp60.000 per kilogram,” kata Anwar di Jayapura, Minggu, 30 Juni 2024.
Menurut Anwar, metode frozen yang digunakan para pedagang bertujuan untuk mencegah kerusakan cabai, sehingga mereka dapat memperbanyak stok.
“Oleh sebab itu berdasarkan pantauan kami, stok komoditas tani di pasar tradisional terbilang aman dan harga-harga mulai stabil,” ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun metode ini telah memberikan solusi bagi komoditas cabai, pihaknya tetap akan terus berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas harga. Selain itu, upaya ini juga diharapkan dapat membantu petani meningkatkan hasil panen agar ke depan stok tetap terjaga.
“Komoditi ini kebanyakan masih didatangkan dari Makassar dan Surabaya, sehingga kami gencar meningkatkan produksi hasil tani agar ke depan tidak lagi melakukan pengiriman dari luar atau mungkin kami yang mengirim ke luar,” katanya.
Sementara itu, Salam, salah satu pedagang cabai di Pasar Kalibobo, mengungkapkan bahwa metode cabai frozen memungkinkan para pedagang lebih leluasa memperbanyak stok karena tidak khawatir dagangan rusak. Selain itu, metode ini juga diminati oleh banyak konsumen.
“Untuk harga modal jika dibeli dari petani lokal di Nabire berada di kisaran Rp120.000, namun dengan menggunakan metode frozen ini pihaknya tetap membeli dan menjualnya kembali dengan harga terjangkau,” ujarnya. (Lingkar Network | Anta -Lingkar.news)