Wasior, Lingkar.news – Rumah sakit (RS) pertama yang berlokasi di luar ibu kota kabupaten dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, yakni berada di Distrik (Kecamatan) Nikiwar.
Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor di Wasior, Sabtu (14/9), menyebut bahwa RS tersebut diberi nama RS Pratama Nikiwar untuk mempermudah akses layanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah pesisir dan kepulauan, terutama masyarakat di belahan Utara Kabupaten Teluk Wondama.
“Pendirian RS ini merupakan wujud nyata dari komitmen kami bersama Wakil Bupati (Andarias Kayukatuy) untuk memastikan seluruh rakyat Teluk Wondama tanpa terkecuali mendapatkan akses layanan kesehatan yang merata dan berkualitas,” kata Mambor.
Kabupaten Teluk Wondama saat ini baru memiliki satu RS, yakni RSUD dr Alberth Torey di Kota Wasior yang juga menjadi satu-satunya RS rujukan untuk semua distrik/kecamatan.
Kondisi geografis Teluk Wondama yang cukup luas dan menantang dimana sebagian besar perkampungan berada di pesisir dan kepulauan, juga pedalaman membuat sebagian besar warga Wondama kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.
Pemkab perlu mengambil inisiatif dengan memperjuangkan berdirinya RS Pratama di Distrik Nikiwar, sehingga bisa memudahkan masyarakat di wilayah pesisir dan kepulauan mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik.
RS Pratama Nikiwar dibangun untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak tanpa harus menempuh perjalanan yang jauh ke RSUD dr Alberth Torey di ibu kota kabupaten.
“Artinya, kalau ada kasus tertentu paling tidak masyarakat mendapatkan pelayanan dulu baru dirujuk ke RSUD Alberth Torey atau ke Manokwari, yang penting di sini bisa ditolong dulu dengan cepat,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Teluk Wondama dr Habel Pandelaki mengungkapkan untuk tahap awal pihaknya menyiapkan 23 tenaga kesehatan untuk pengoperasian RS Pratama Nikiwar dengan dr Aldyf Rorong sebagai Plt Direktur.
Mereka menjadi tenaga pioner yang mempersiapkan segala sesuatu hingga RS Pratama bisa beroperasi secara penuh.
“Ada juga dokter spesialis yang mendukung. Peralatan (alkes) belum bisa dipasang seluruhnya, karena masih menunggu petugas yang berpengalaman. Jadi, masyarakat jangan paksa untuk dilakukan pelayanan di luar kemampuan mereka. Tapi, minimal pelayanan umum sudah bisa dilakukan,” katanya.
RS Pratama Nikiwar dibangun dengan anggaran sebesar Rp55 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pembangunan fisik gedung RS Pratama dimulai pada 2023, di atas lahan seluas lima hektare. (rara-lingkar.news)