Sentani, Lingkar.news – Pemerintah Kabupaten Jayapura meminta kepada warganya untuk melestarikan keberadaan pohon sagu sebagai warisan budaya sekaligus sumber pangan masyarakat orang asli Papua (OAP).
Hal ini menyusul program Kepolisian Resor (Polres) Jayapura mewajibkan anggotanya yang ingin melangsungkan pernikahan melalui Sidang Badan Pembantu Penasehat Perkawinan Perceraian dan Rujuk (BP4R) harus menanam pohon sagu seperti yang berlangsung di Kampung Putali, Sentani.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jayapura Hana S Hikoyabi di Sentani, Sabtu (23/3) mengatakan apa yang telah dilakukan Polres Jayapura patut diberikan apresiasi karena membantu melestarikan warisan budaya tetapi juga sebagai sumber makanan pokok masyarakat Sentani umumnya masyarakat Papua.
“Hal positif ini kiranya juga dapat ditularkan kepada instansi maupun lembaga lainnya dalam mendukung keberlangsungan keberadaan pohon sagu, sehingga dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya,” katanya.
Menurut Sekda Hana, sagu dalam kehidupan sehari-hari memiliki nilai yang begitu sakral dan penting nilainya untuk suku Sentani dan umumnya orang Papua .
“Kami berharap langkah positif yang telah dilakukan kapolres bersama jajaran mendapat dukungan dari masyarakat khususnya masyarakat adat di kampung-kampung untuk tetap melestarikan pohon sagu,” ujarnya.
Dia menjelaskan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemkab Jayapura pun sebenarnya bisa mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Polres Jayapura dengan caranya sendiri.
“Kepedulian terhadap lingkungan tidak harus dari Dinas Lingkungan Hidup, tetapi juga bisa dilakukan OPD lainnya, contohnya polisi saja lingkungan bukan menjadi tugas pokoknya tetapi mereka bisa terlibat,” katanya.
Dia menambahkan dengan ketersediaan pohon sagu yang dijaga di alam maka masyarakat di kampung-kampung tidak usah terlalu peduli dengan kenaikan harga beras, karena bisa mengkonsumsi sagu sebagai makanan pokok.
“Kami harapkan OPD teknis seperti Dinas Perkebunan dan Peternakan bisa terus mendorong masyarakat untuk menjaga sumber pangan utama dan bisa menanam mandiri bahan pokok seperti cabai maupun tomat,” ujarnya. (rara-lingkar.news)