Mataram, Lingkar.news – Objek wisata Pantai Ampenan diproyeksikan oleh Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan siap beroperasi pada awal tahun 2025.
“Setelah kegiatan revitalisasi rampung pada 21 Desember 2024, kami akan mencanangkan operasional objek wisata Pantai Ampenan di awal 2025,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Senin (30/9).
Hal tersebut disampaikan karena kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut ditutup sementara karena areal wisata direvitalisasi total selama kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan yang dimulai sejak pertengahan Juli 2024, .
Setelah kegiatan revitalisasi rampung, katanya, Dispar akan melakukan penataan pedagang kali lima (PKL) ke lapak baru yang telah disiapkan.
Dengan ketentuan 32 PKL berada di lapak bagian selatan dengan membentuk leter L, dan sisanya 18 pedagang ditempatkan pada lapak kuliner yang sudah ada.
“Total pedagang di kawasan Pantai Ampenan yang sudah kami data sebanyak 50 orang,” katanya.
Lebih jauh Cahya mengatakan, progres kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan itu bersumber dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) tahun 2024 sebesar Rp4,5 miliar pada saat ini sudah mencapai sekitar 26,33 persen.
“Realisasi pekerjaan itu mengalami percepatan sebesar 1,14 persen dari target rencana 25,19 persen,” katanya.
Menurutnya, dengan anggaran Rp4,5 miliar itu, kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan yang dilaksanakan dalam tiga kegiatan.
Kegiatan pertama, pembangunan mini “amphitheater” atau gelanggang pertunjukan seni dan budaya, kedua penataan lapak pedagang, dan ketiga plaza untuk menempatkan 17 berugak.
“Mini ‘amphitheater’ yang kami bangun itu berkapasitas maksimal 1.000 orang,” katanya.
Fasilitas mini “amphitheater” di Pantai Ampenan tersebut dimaksudkan agar bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mendukung kegiatan seni dan budaya lokal.
Seperti, berbagai festival budaya, pameran, galeri seni, dan aktivitas masyarakat lainnya yang bisa mendorong menghidupkan kembali Kota Tua Ampenan.
“Mini ‘amphitheater’ bisa menjadi ruang kreatif masyarakat di kota itu,” katanya. (rara-lingkar.news)