Sempat Tinggi, Mendag sebut harga MinyaKita berangsur turun

Sempat Tinggi, Mendag sebut harga MinyaKita berangsur turun

Pedagang menunjukkan minyak goreng Minyakita di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Senin (15/7/2024). ANTARA

Bandung, LINGKAR – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan bahwa harga minyak goreng MinyaKita yang sempat mencapai Rp17.000 per liter kini mulai menurun. Berdasarkan pantauannya, harga minyak tersebut kini berada di kisaran Rp15.700 per liter dan mulai kembali normal.

Menurut Budi, kenaikan harga sebelumnya disebabkan oleh keterlambatan pasokan dan rantai distribusi yang terlalu panjang. Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Perdagangan mengandalkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP), sebuah sistem yang memantau distribusi minyak goreng dari pusat hingga ke daerah. “Dengan SP2KP, kami dapat melihat mana saja daerah yang mengalami kenaikan harga dan segera mengidentifikasi penyebabnya, seperti masalah pasokan,” jelas Budi di Bandung Barat, Senin 23 Desember 2024.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso (tengah) saat memberikan keterangan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (23/12/2024). (ANTARA)

Tadi saya cek sudah ada yang di harga Rp15.700. Ini sudah mulai normal

Menteri Perdagangan Budi Santoso,Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (23/12/2024)

Meski harga mulai turun, Kemendag bersama satgas pangan dan dinas terkait terus berkoordinasi untuk memastikan distribusi tetap lancar. “Kami memantau dan berkomunikasi setiap hari agar harga MinyaKita tidak kembali naik,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag, Rusmin Amin, menyebut kenaikan harga sebelumnya terjadi akibat rantai distribusi yang terlalu panjang. Banyak pengecer yang menjual minyak kepada pengecer lain sebelum sampai ke konsumen, sehingga harga menjadi lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp15.700 per liter.

Rusmin menjelaskan bahwa harga di tingkat distributor utama (D1 dan D2) masih sesuai HET, namun terjadi lonjakan ketika minyak melewati pengecer dan grosir. “Model distribusi seperti ini membuat harga di tingkat konsumen naik melebihi HET. Kami sedang mempelajari pola ini untuk memperbaikinya,” tuturnya.

Kemendag terus melakukan pengawasan dan koordinasi dengan berbagai pihak agar harga minyak goreng tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat. (RARA – LINGKAR)

Exit mobile version