Ribuan Driver Ojol Demo di Surabaya, Tuntut Kenaikan Tarif

POTRET: Ribuan driver ojol demo di Surabaya menuntut kenaikan tarif pada Rabu, 24 Agustus 2022. (Istimewa/Lingkar.new)

POTRET: Ribuan driver ojol demo di Surabaya menuntut kenaikan tarif pada Rabu, 24 Agustus 2022. (Istimewa/Lingkar.new)

SURABAYA, Lingkar.news – Ribuan massa driver ojek online (ojol)  yang tergabung dalam komunitas Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal (Frontal) Jawa timur  melakukan demo kenaikan tarif. Para driver ojol menilai kebijakan tarif Rp6.400 saat ini dinilai rendah.

Para driver ojol mulai berkumpul di Jalan Ahmad Yani Surabaya pada Rabu, 24 Agustus 2022 sambil melakukan orasi dan membawa spanduk tuntutan. Selain itu driver ojol juga melakukan long march dari kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur menuju kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur.

Aksi demo juga dilakukan di beberapa titik lain seperti kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), kantor aplikator yang ada di Surabaya seperti Grab dan kantor Gojek, serta kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur.  

Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Samuel mengatakan aksi demo itu dilakukan untuk meminta kepada stakeholder terkait, pemerintah dan agen aplikator untuk memberikan perhatian lebih kepada ojol, khususnya kebijakan tarif.

Ia menyebutkan ada sepuluh tuntutan yang disampaikan melalui aksi demo tersebut.

“Tuntutan kami pada hari ini ada sepuluh poin. Pertama, libatkan Frontal Jatim bersama pemerintah untuk merumuskan tarif dan perjanjian kemitraan. Poin kedua, memberikan potongan aplikasi sebesar dua persen. Poin ketiga hapus biaya layanan pemesanan,” sebut Samuel.

Kemudian tuntutan keempat, driver ojol menolak sistem double order, menolak sistem autobid, meminta perubahan rentang jarak dari 0-5 Km mejadi 0-4 Km. Selanjutnya, driver ojol menolak aturan denda saat cancel order. Meminta penghapusan zona merah, membebaskan driver kooperasi menjadi driver individu, serta meminta agar komunitas bentukan aplikator dibubarkan.  

Samuel berpendapat bahwa kebijakan untuk driver ojol saat ini tidak bisa membantu perekonomian karena kondisi ekonomi yang lesu.

“Kami berharap ada kenaikan tarif. Kondisi ekonomi saat ini ‘kan lesu, pendapatan berkurang. Apalagi dengan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah saat ini  KP 564, kami merasa itu belum membantu perekonomian kami sebagai driver online saat ini,” ungkapnya.

Ditanya mengenai tarif yang berlaku, Samuel menjelaskan bahwa tarif saat ini untuk pemesanan makanan dengan jarak 0-4 Km adalah 6.400. “Kenaikan tarif itu yang kami titik beratkan.” (Lingkar Network | Sultan Ashauki – Lingkar TV)

Exit mobile version