KAB. SEMARANG, LINGKAR – Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan sejumlah bencana alam, seperti tanah longsor, banjir, hingga angin puting beliung.
Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan Tribiantoro, menyampaikan bahwa tercatat delapan kejadian tanah longsor dan satu banjir dalam beberapa hari terakhir. Longsor terjadi di Desa Tegaron dan Brongkol (Kecamatan Jambu), serta di Desa Banyubiru dan Wirogomo (Kecamatan Banyubiru). Sementara banjir melanda Perumahan Sraten Permai, Desa Sraten, Kecamatan Tuntang akibat luapan sungai.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kerusakan bangunan terjadi di beberapa titik,” ujar Alex, Kamis (15/5/2025).
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap hujan disertai angin kencang seperti yang terjadi di Kecamatan Suruh yang memicu puting beliung dan merusak rumah warga.
BPBD Semarang mengimbau masyarakat untuk mengidentifikasi potensi rawan bencana di wilayah masing-masing dan segera berkoordinasi dengan RT/RW, pemerintah desa, kecamatan, atau BPBD. Warga juga diminta berhati-hati terhadap potensi pohon tumbang dan robohnya baliho saat angin kencang.
Dari pihak BMKG A. Yani Semarang, prakiraan cuaca menjelaskan bahwa cuaca ekstrem saat ini dipicu oleh sejumlah faktor atmosfer. Di antaranya adanya pertemuan dan belokan angin di Jawa Tengah, aktifnya gelombang atmosfer Kelvin, suhu permukaan laut yang hangat di Laut Jawa, serta kelembapan udara yang tinggi.
“Ditambah kondisi udara yang labil dan faktor lokal yang kuat, semua itu memicu terbentuknya awan hujan yang tinggi, menyebabkan hujan lebat disertai petir dan angin kencang,” jelasnya.
Masyarakat diminta tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari BMKG dan BPBD terkait potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi hingga akhir Mei.
Jurnalis :Hesty Imaniar
Editor : Lingkar