PATI, LINGKAR – Hingga saat ini, belum ada satu bakal calon bupati Pati bisa membendung kekuatan Sudewo-Chandra. Sudewo sendiri selalu melakukan gerakan masif untuk melakukan sosialisasi. Apa yang dilakukan Sudewo, tidak terjadi sehari dua hari, tapi sudah jauh sebelum pencalonan.
Hal ini karena Sudewo merupakan anggota DPR RI Komisi V yang membidangi infrastruktur, transportasi, daerah tertinggal dan transmigrasi, meteorologi, klimatologi, dan geofisika, serta pencarian dan pertolongan.
Dilansir dari laman DPR RI, mitra kerja Komisi V DPR RI adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Sudewo telah menjabat sebagai anggota DPR RI selama dua periode (2009-2013 dan 2019-2024). Dalam periode keduanya, ia mewakili Partai Gerindra dengan dapil Jawa Tengah III meliputi Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Pati.
Program unggulan Sudewo adalah bedah rumah, irigasi di masing-masing desa, pembangunan kamar mandi dan WC bagi warga yang belum punya kamar mandi, juga program sanitasi pondok pesantren. Sebagai putra daerah, yang lahir di Pati dan mewakili dapil Pati, tak ayal memang banyak program-program pembangunan yang menjadi aspirasinya untuk mendorong pembangunan di Pati.
Masih dalam laman DPR RI, Sudewo mengungkapkan dirinya merasa prihatin melihat pembangunan di Kabupaten Pati yang dinilainya sangat lambat, padahal punya potensi yang besar sebagai sebuah wilayah.
“Kita berupaya maksimal supaya pembangunan Kabupaten Pati ini ada akselerasi. Sesungguhnya saya prihatin, saya orang yang lahir di Pati, tapi melihat pembangunan di Kabupaten Pati khususnya pembangunan infrastruktur jalan itu jauh daripada memuaskan. Kategori rusak berat rusak parah yang terjadi dimana-mana kemudian sistem drainase di Kabupaten Pati juga sangat memprihatinkan sehingga setiap kali hujan itu terjadi banjir,” ujarnya, pada 18 Oktober 2022 lalu.
Sudewo terpilih kembali menjadi anggota DPR RI untuk periode 2024-2029, meski begitu, Sudewo terlihat fokus mempersiapkan diri memenangkan Pilkada Pati. Untuk mendukung hajatnya, ia bahkan menggandengkan pengusaha nasional Risma Ardhi Chandra.
Pemerhati politik Karsiman Rosyid menyebut, kekuatan Sudewo dalam Pilkada Pati tak terbendung, karena ia sudah memulai pendekatan ke desa-desa, sesuai dengan tugasnya sebagai anggota DPR RI, yang memiliki basis massa di Pati.
“Ibarat orang mau lomba dayung, dia sudah dekat dengan tujuannya. Sementara yang lain masih harus mikir mau naik kapal yang mana, mendayungnya gimana, amunisi yang dibutuhkan apa, berapa, dan masih banyak lagi,” kata pria yang juga merupakan eks Dewan Riset Daerah (DRP) itu.
Karsiman menyebut, dengan bergabungnya Chandra yang berasal dari unsur pengusaha, bisa menjadi bantuan yang besar untuk Sudewo.
“Kita tahu kalau dalam Pilkada itu pendekatan personal saja tidak cukup, butuh ‘lain-lain’. Nah ‘lain-lain’ ini bisa dicukupi oleh Chandra yang merupakan pebisnis besar di bidang perikanan,” imbuhnya.
Meski demikian, Karsiman melihat masih ada peluang lain untuk membendung kekuatan Sudewo yang sudah dihimpun jauh-jauh hari.
“Kuncinya adalah PDIP. Karena Pati ini masih jadi kandangnya Banteng. Dari 8 parpol, Cuma PDIP yang bisa dapat 14 kursi. Partai lain paling besar hanya 6 kursi. Dari sini sudah bisa terlihat, siapa yang berfungsi sebagai penentu poros kedua?”
Ia pun berharap, DPC PDIP Pati tak membiarkan kekuatan tak terbendung Sudewo mematikan mesin demokrasi dengan munculnya calon tunggal.
“PDIP di Pati sendiri bisa menjadi salah satu pencetus calon tunggal. Nah, ini tidak kita harapkan. Karena jangan sampai semangat berdemokrasi di Pati mati. Cukup sekali kita Pilkada dengan calon tunggal. Demokrasi yang susah payah sudah kita perjuangkan, jangan sampai rusak karena kepentingan segelintir elite politik,” pesan mantan Dosen Universitas Muria Kudus (UMK) itu.
Pengamat Sebut Ali-Safin Diyakini Bisa Menggerus Kekuatan Sudewo-Chandra
Sementara Itu – Ketua DPRD Pati, Ali Badrudin dinilai menjadi kandidat terkuat yang mampu melawan Sudewo dan Risma Ardhi Chandra di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pati 2024.
Hal itu diungkapkan Pengamat Politik yang juga Dosen Hukum Tata Negara (HTN) di salah satu universitas swasta di Jawa Tengah Ahmadi pada Kamis (8/8).
“Pak Ali lewat PDIP-nya yang kebetulan beliaunya ketua DPC. Ini yang saya rasa paling kuat untuk menandingi dominasi dari Pak Sudewo menurut elektabilitasnya ya, menurut survey ya. Tapi belum tentu juga, karena dinamis,” ucap mantan Ketua Bawaslu Pati itu saat ditemui di kantornya.
Selain itu, Saiful Arifin disebut juga menjadi kandidat pendamping Ali Badrudin yang mampu menyaingi dominasi pasangan Sudewo-Chandra yang telah mengantongi rekomendasi resmi dari parpol pengusungnya, Gerindra dan NasDem.
Ahmadi menyebut, Ali Badrudin merupakan Ketua DPC PDIP Pati yang bisa mengusung calon bupati sendiri tanpa berkoalisi dengan partai lain. Ditambah jejak politik Ali Badrudin di kursi legislatif yang tidak perlu diragukan lagi. Bersama dengan Saiful Arifin yang pernah menjabat wakil bupati Pati (2017-2022), diyakini memiliki kemampuan untuk menggerus kekuatan Sudewo.
“Itu beliau berdua ini, Pak Ali Badrudin dan Saiful Arifin tentunya. Oleh karena itu, dua-duanya ini partai yang di belakangnya harus mau mengusung kedua beliau ini (berpasangan),” paparnya.
Kendati demikian, Saiful Arifin harus mendapat dukungan partai lain seperti Golkar dan Demokrat untuk menyaingi Sudewo-Candra. Menurutnya, hal itu akan menguatkan posisi Ali Badrudin dengan partainya yang memiliki 14 kursi di DPRD.
“Ada Golkar bisa berkoalisi dengan Demokrat yang notabenenya mempunyai 5 kursi dan Golkar mempunyai 5 kursi. Tentunya bisa mengusung calon sendiri. Nanti bisa menyaingi partai Gerindra dan NasDem yang sudah mengusung Pak Sudewo,” lanjut Ahmadi.
Ahmadi menyebut, Pilkada Pati tahun ini juga berpeluang hanya muncul satu pasangan melawan kotak kosong, apabila partai selain Gerindra dan NasDem mengedepankan kepentingan yang sifatnya pragmatis. Idealisme mereka, lanjut dia, dikalahkan dengan kepentingan sesaat.
“Tetapi partai-partai ini berpikir bahwa proses demokrasi harus dilalui secara kompetisi, ada calonnya lah kalau persaingan sehat itu. Mungkin juga kalau secara kepentingan pragmatisnya terpenuhi. Tetapi saya yakin PDIP itu tidak segegabah itu,” ucapnya.
Ia berharap, elite politik mau mengedepankan nilai-nilai demokrasi yang mana dalam kontestasi politik baiknya terdapat dua atau lebih kandidat yang bersaing memperebutkan 1.037.000 suara di Kabupaten Pati.
“Ini tentunya partai-partai jangan hanya bersifat pragmatisnya dalam arti kepentingan sesaat, mau dibeli dan diborong oleh salah satu pasangan calon saja,” tandasnya. (SETYO NUGROHO/NAILIN RA – LINGKAR)