JAKARTA, Lingkar.news – Polisi gadungan berinisial I yang melakukan penipuan seolah-olah menjual mobil terinspirasi dari profesi petugas patroli dan pengawalan (patwal) kementerian di gedung DPR RI.
“Dulu waktu jadi sopir di DPR, saya pernah kenal (tahu) polisi patwal,” kata I di Jakarta Utara pada Senin, 15 Agustus 2022.
Tak cukup sekadar tahu, I pun mencoba meniru penampilan polisi tersebut. I membeli barang-barang yang dibutuhkan agar memiliki penampilan mirip petugas patroli pengawalan kementerian, mulai dari helm, seragam polisi lalu lintas, jaket hijau, sepatu pakaian dinas harian (pdh) hingga pistol untuk hiasan di saku yang mirip seperti aslinya.
I menghabiskan modal jutaan rupiah untuk meniru penampilan polisi. Jaket hijau patwal, ia beli dengan harga Rp800 ribu. Sedangkan untuk helm polisi, seragam hingga sepatu pdh dibeli dengan harga mencapai jutaan rupiah. Sementara pistol, di mana senjata jenis ‘air softgun‘ itu juga dipesan secara khusus, namun harganya tidak diungkap.
Menurut I, dia tidak pernah bercita-cita menjadi polisi sebelumnya. “Baru kepikiran,” imbuhnya.
Walau begitu, I sangat totalitas dan royal dalam memenuhi ekspektasi terkait barang-barang yang dibutuhkan untuk meniru penampilan polisi patwal. Untuk memenuhi ekspektasi itu, I mengaku mengeluarkan uang pribadi mencapai Rp 1,5 juta, di luar harga membeli senjata tiruan (air softgun).
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Polisi, Febri Isman Jaya mengungkapkan bahwa status I saat ini adalah tidak bekerja, namun wiraswasta. Uang yang diperoleh dari hasil menipu senilai Rp 506 juta sudah dipakai hingga tidak tersisa.
Menurut I, uang tersebut dipakai untuk memodali proyek tertentu. Namun dia tidak menyebutkan proyek apa yang dimaksud.
Saat ditanya wartawan apakah I pernah bekerja di DPR sebagai sopir, Febri menjawab bahwa pekerjaan itu dilakukan serabutan. “Iya. Jadi serabutan itu. Kalau ditanya kerjanya, enggak ada kerja. (Wira)swasta saja,” kata Febri.
Febri menjelaskan berdasarkan informasi sementara, atribut kepolisian yang dibeli I sudah setahun. Atribut-atribut tersebut menurut I juga tidak digunakan untuk menipu korbannya di Jakarta Utara.
“Adapun uang yang diperoleh dari hasil menipu dipakai foya-foya,” lanjutnya.
Kejadian penipuan, lanjut Febri, ketika korban berkomunikasi dengan I dan melakukan transfer dana sebesar Rp 506 juta karena akan dijanjikan satu unit mobil, salah satunya Alphard dan Fortuner.
“Dan sampai saat ditagih-tagih terus oleh korban, dari tersangka kemudian menghindar-menghindar. Karena itu korban melakukan pelaporan ke Polres Metro Jakarta Utara,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)