Forum Masyarakat Borobudur Bangkit Gelar Aksi, Sampaikan 7 Tuntutan

Forum Masyarakat Borobudur Bangkit Gelar Aksi, Sampaikan 7 Tuntutan

FMBB berunjuk rasa di luar pagar Candi Borobudur menyampaikan sapta darma tuntutan prioritas di Magelang, Minggu (2/02/2025). ANTARA

MAGELANG, LINGKAR– Sejumlah warga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Borobudur Bangkit (FMBB) menggelar aksi unjuk rasa di luar pagar Candi Borobudur untuk menyuarakan tujuh tuntutan mereka.

Ketua FMBB, Puguh Tri W., menyatakan bahwa kondisi di kawasan Borobudur saat ini membutuhkan langkah bersama dengan semangat kebersamaan.

“Kami mengajak berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh budaya, spiritualis, pelaku wisata, hingga pengusaha dan birokrat, untuk bersatu dalam FMBB dengan semangat crowdsourcing dan crowdfunding guna memperjuangkan kepentingan bersama,” ujarnya di Magelang, Minggu (2/2).

Dalam aksinya, FMBB menyoroti sejumlah persoalan yang berdampak langsung pada perekonomian masyarakat sekitar. Mereka menyampaikan tujuh tuntutan utama, di antaranya:

  1. Membuka kembali pintu 1, 2, dan seterusnya di Candi Borobudur guna menghidupkan kembali aktivitas ekonomi di kawasan Ngaran 1, 2, Jalan Medang Kamulan, Jalan Badrawati, dan Jalan Balaputradewa.
  2. Memberikan dukungan dalam bentuk voucher belanja yang terintegrasi dengan tiket masuk Candi Borobudur untuk meningkatkan omzet pedagang di Pasar Kujon.
  3. Menolak keberadaan restoran Prana Borobudur di zona 2 yang dinilai merugikan pedagang kecil, terutama di Pasar Seni Kujon.
  4. Memastikan pedagang Sentra Kerajinan dan Makanan Borobudur (SKMB) mendapatkan kios yang layak di kawasan wisata.
  5. Menyetujui pembatasan jumlah pengunjung maksimal 10.000 orang per hari, namun menolak aturan pembatasan ketat yang hanya memperbolehkan 1.200 pengunjung per hari atau 150 orang per sesi.
  6. Mendukung revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 88 Tahun 2024 tentang Rencana Induk Pariwisata Nasional dan Perpres Nomor 101 Tahun 2024 tentang Tata Kelola Kompleks Candi Borobudur.
  7. Mendorong masyarakat lokal untuk lebih berperan dalam pengelolaan dan pelestarian Candi Borobudur.

Puguh menegaskan bahwa tuntutan ini merupakan solusi jangka pendek agar masyarakat lebih dilibatkan dalam pengelolaan kawasan wisata.

Menanggapi aksi ini, Corporate Secretary PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC), Desta, menyatakan pihaknya akan meneruskan aspirasi FMBB kepada pemerintah pusat.

“Kami menghargai inisiatif FMBB dan berharap kolaborasi ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar,” kata Desta. (RARA – LINGKAR)

Exit mobile version