CIANJUR, Lingkar.news – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan berdasarkan update data dari BPBD Cianjur per Senin, 21 November 2022 jam 21.00 WIB, korban meninggal dunia bertambah menjadi 162 jiwa, 326 orang mengalami luka berat dan ringan, 2.345 rumah rusak berat dan 13.400 orang mengungsi.
“88 kali getaran/gempa susulan terjadi di skala 1,5 sd 4,8 skala richter. Karenanya suasana masih rawan,” tulis Ridwan Kamil dalam akun Instagramnya .
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menginformasikan bahwa 46 warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meninggal akibat gempa magnitudo (M) 5,6 yang terjadi di darat pada Senin, 21 November 2022.
“Update dampak bencana Cianjur sampai dengan pukul 16.15 WIB, korban meninggal dunia 46 jiwa dan terdapat lebih dari 100 orang mengalami luka-luka,” kata Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen pasca Bencana Kemenko PMK Nelwan Harahap.
Nelwan menambahkan, Kemenko PMK telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait dengan pengiriman tim tenaga kesehatan ke lokasi bencana.
“Menurut rencana malam ini akan dikerahkan 10 dokter dan 20 perawat dari Kemenkes dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Untuk bantuan logistik, tenda pengungsi, tenda keluarga, dan selimut, kata dia, Kemenko PMK telah berkoordinasi dengan BNPB dan Kemensos.
“Malam ini akan dikirim bantuan ke lokasi bencana untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi,” tegasnya.
Gempa bumi dengan magnitudo (M) 5,6 berpusat di darat 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Fenomena ini terjadi pada Senin (21/11), pukul 13.21 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau modified Mercalli intensity, wilayah Cianjur V-VI MMI, Garut dan Sukabumi IV-V MMI, Cimahi, Lembang, Kota Bandung Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah III MMI, Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta dan Depok II-III MMI.
Berdasarkan kajian inaRISK, sebanyak 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.
Di sisi lain, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengatakan secara terus menerus informasi tersebut akan berkembang, seiring dilakukan pendataan cepat. Gempa juga menyebabkan 19 orang warga lukaluka.
Dampak gempa juga menimbulkan kerugian, diantaranya Kabupaten Cianjur terdapat tujuh unit rumah rusak berat, kerusakan satu unit pondok pesantren, satu unit RSUD Cianjur rusak ringan, tiga unit gedung pemerintah rusak, tiga unit fasilitas pendidikan rusak, dan lain sebagainya. Kemudian di Kabupaten Bogor juga dilaporkan empat unit rumah rusak.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapai bahaya gempa bumi.
Warga di wilayah terdampak gempa dapat melakukan pengecekan struktur bangunan apabila ingin memasuki rumahnya kembali. Pastikan tidak ada kerusakan struktur seperti kerusakan tiang rumah, kuda-kuda atap, dan kerusakan struktur lainnya. Disamping itu, tetap waspada terhadap potensi gempa susulandengan terus mengikuti pemutakhiran dara dari instansi berwenang. (Lingkar Network | Anta – Koran Lingkar)