Jakarta, Lingkar.news – Stella Christie Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) menilai bahwa pembangunan universitas-universitas baru di berbagai wilayah tidak menjamin pendidikan tinggi akan merata di berbagai daerah di Indonesia.
Diungkapkan oleh Stella, pada sebuah acara di Jakarta, Rabu (30/10), yang lebih utama dilakukan adalah pemetaan masalah yang tepat berdasarkan kekurangan yang dimiliki oleh berbagai universitas yang sudah ada di berbagai wilayah di Indonesia.
“Kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan bukan melulu berarti membangun universitas baru, karena kembali lagi, setiap kebijakan itu adalah bagian dari sistem. Kalau kita ingin membetulkan, jangan sampai kita jadikan gali lubang tutup lubang, anggaran itu selalu terbatas,” katanya.
Stella menyebutkan jika anggaran yang ada digunakan untuk membuat universitas baru, maka anggaran yang seharusnya bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas dari universitas yang sudah ada menjadi tidak bisa digunakan.
Menurutnya, anggaran yang ada tidak bisa dipukul rata untuk sekadar pembangunan universitas baru demi pemerataan pendidikan tinggi.
“Bagaimana kita bisa menyeimbangkan, menghitung dengan seksama, mengoptimalkan dengan seksama dari anggaran yang terbatas itu. Apakah yang paling baik, yang paling optimal, yang paling the best bang for the buck (sesuai dengan nilainya), untuk meningkatkan pendidikan tinggi secara kualitas yang sungguh berkeadilan,” ujarnya.
Menurut Stella, pemerataan pendidikan tinggi bukan berarti kualitasnya sama di seluruh wilayah. Dalam lanskap yang lebih luas, ungkapnya, jika seluruh perguruan tinggi memiliki kualitas yang sama, maka akan sulit dalam menyetarakannya dengan pertumbuhan ekonomi.
Ia menilai kesetaraan kualitas perguruan tinggi akan meniadakan kompetisi antara masing-masing perguruan tinggi untuk dapat diserap oleh kebutuhan industri.
“Kompetisi-kompetisi ini selalu ada. Faktanya adalah dunia ini pasti ada kompetisi, pasti ada peringkat-peringkat,” tutur Stella Christie. (rara-lingkar.news)