Mentan: Kartu Tani tak Berlaku Lagi, Tebus Pupuk Subsidi Cukup Pakai KTP

Mentan: Kartu Tani tak Berlaku Lagi, Tebus Pupuk Subsidi Cukup Pakai KTP

Ilustrasi - Pekerja mengangkat karung pupuk. ANTARA/HO-PT Pupuk Indonesia (Persero)

Jakarta, Lingkar.news – Kebijakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang mempermudah petani daerah terluar dalam menebus pupuk bersubsidi guna meningkatkan produktivitas pertanian mendapat dukungan dari anggota Komisi IV DPR RI Azikin Solthan.

“Kami mengapresiasi langkah tersebut sebagai sebuah kebijakan kongkret atas keberpihakan pemerintah terhadap nasib para petani di seluruh Indonesia,” kata Azikin dalam keterangan di Jakarta.

Azikin menyampaikan hal itu menanggapi kebijakan Kementerian Pertanian yang telah mempermudah regulasi pengambilan pupuk subsidi dari penggunaan Kartu Tani ke KTP.

Sebelumnya, dalam kegiatan Pangan Merah Putih bersama Kementerian Desa, Amran menegaskan penebusan pupuk subsidi dengan KTP merupakan kemudahan yang harus dilakukan untuk menjangkau mereka yang berada di pelosok desa.

”Kartu Tani tidak berlaku lagi, kami sudah umumkan KTP. Bapak Ibu gunakan KTP, kalau ada yang menghalangi lapor ke polisi setempat, atau lapor ke sini (Kementan), KTP cukup, ambil pupuk,” katanya.

Kebijakan pupuk bersubsidi diatur pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2024. Pada beleid ini, petani yang berhak mendapatkan alokasi subsidi pupuk adalah mereka yang tergabung dalam kelompok tani dan terdaftar dalam RDKK

“Kita di legislatif akan mendorong upaya percepatan penyerapan pupuk di petani sehingga tidak ada lagi alasan pupuk langka. Namun yang pasti pupuk subsidi harus sampai di tangan petani secepat mungkin dan tepat sasaran,” ujarnya.

Menurut Azikin, pupuk subsidi adalah sebuah kebutuhan mendasar bagi para petani yang setiap hari berproduksi. Oleh karena itu, kemudahan ini akan membantu proses verifikasi dan data petani jauh lebih mudah dan cepat.

“Ada banyak proses yang dipangkas jika menggunakan KTP dibanding dengan kartu tani. Penebusan pupuk subsidi akan lebih mudah dan petani akan terdata lebih cepat,” katanya.

Sebagai contoh, Azikin mengungkapkan Kabupaten Bantaeng adalah salah satu kabupaten terluar yang sulit menggunakan sinyal ketimbang Pulau Jawa yang sudah memiliki akses internet lebih cepat.

“Di dapil saya di Kabupaten Bantaeng masih ada beberapa daerah yang belum terjangkau sinyal. Tentu akan sulit untuk mengakses Kartu Tani kalau daerah yang sulit sinyal. Belum lagi kalau petani lupa kode PIN Kartu Taninya. Saya kira, dengan KTP itu akan mudah,” katanya.(rara-lingkar.news)

Exit mobile version