JAKARTA, Lingkar.news – Pembotakan 19 siswi karena berjilbab tanpa memakai ciput atau daleman kerudung oleh oknum guru di SMP Negeri 1 Sidodadi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur mendapat sorotan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ketua Tanfiziah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) mengaku prihatin atas pembotakan 19 siswi karena berjilbab tanpa ciput. Menurutnya, tindakan oknum guru itu tercela dan intimidatif.
“Oknum guru itu sangat tercela, intimidatif tindakannya. Apalagi, pemakaian ciput dalam jilbab sebenarnya tidak diwajibkan dalam agama,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, pada Rabu, 30 Agustus 2023.
Meskipun oknum guru itu mungkin bertujuan baik, Gus Falah menilai pembotakan siswi tak berciput tetap tak dibenarkan. Seharusnya, menurut anggota DPR RI Dapil Lamongan dan Gresik ini, oknum guru itu melakukan cara-cara yang baik dan santun bila ingin siswinya menggunakan ciput dalam berjilbab.
“Seharusnya sang guru mengajak siswinya pada kebaikan dengan cara yang baik dan penuh kesantunan, mauidhatul hasanah. Dalam Islam, tak dibenarkan melakukan amar makruf dengan cara-cara mungkar,” tegasnya.
Gus Falah mendesak negara, terutama pemerintah daerah setempat, untuk menindak oknum guru tersebut. Ia juga meminta pemda untuk menangani dampak psikologis para siswi korban pembotakan.
“Saya mengapresiasi Dinas Pendidikan Lamongan yang telah menarik oknum guru itu dari kegiatan mengajar. Pemda juga harus memastikan agar peristiwa semacam ini tak terjadi lagi di seluruh sekolah di Lamongan,” kata putra dari ulama NU Ponorogo K.H. Amru Al Mu’tasyim itu.
Sebelumnya, tindakan itu dilakukan oleh oknum guru berinisial EN pada hari Rabu, 23 Agustus 2023. Dia membotaki rambut bagian depan rambut para siswi dengan mesin cukur karena mereka menggunakan jilbab tanpa ciput. Padahal, tidak ada aturan yang mewajibkan sisi harus mengenakan ciput di SMPN 1 Sukodadi. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)