JAKARTA, Lingkar.news – Komisi II DPR RI bersama Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas menyepakati setidaknya enam hal kesimpulan terkait nasib tenaga non-ASN.
Enam kesimpulan itu yakni menjamin kepastian penyelesaian penataan tenaga non-ASN paling lambat pada Desember 2024 dan meminta Kementerian PANRB memasukkan ketentuan terkait penataan tenaga non-ASN secara lengkap dalam Peraturan Pemerintah tentang Manajemen ASN.
Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia, meminta 1.783.665 tenaga non-ASN yang terdaftar dalam database BKN yang belum diangkat menjadi PPPK agar diangkat menjadi PPPK pada seleksi penerimaan PPPK 2024.
“Dengan ketentuan, tenaga non-ASN yang mendaftar dan sesuai dengan formasi yang diusulkan langsung diangkat menjadi PPPK dan tenaga non-ASN yang mendaftar dan tidak terdapat dalam usulan formasi, maka diangkat menjadi PPPK paruh waktu,” kata Doli saat membacakan kesimpulan rapat di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024.
Komisi II DPR RI juga meminta Kementerian PANRB meninjau ulang kembali Keputusan Menteri PANRB No. 347 Tahun 2024 tentang Mekanisme Seleksi PPPK TA 2024 agar tenaga non-ASN yang terdata dalam database BKN tetap bisa mendaftar seleksi penerimaan PPPK Tahun 2024 meskipun tidak lagi aktif bekerja.
“Sebagai upaya memudahkan penyelenggaraan dan pelayanan manajemen ASN serta penguatan pengawasan sistem merit, Komisi II DPR RI meminta Kementerian PANRB konsisten melaksanakan digitalisasi manajemen ASN secara nasional paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak UU ASN diundangkan sebagaimana amanat pasal 63 UU No. 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara,” papar Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Komisi II DPR RI juga mengusulkan untuk melakukan revisi UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah khususnya pasal 146 agar peraturan 30 persen maksimal belanja pegawai di tahun 2024 dihapuskan agar seluruh tenaga honorer dapat menjadi PPPK.
“Menindaklanjuti Rapat Kerja hari ini, Komisi II DPR RI bersama Kementerian PANRB dan BKN akan menyelenggarakan rapat konsinyering dalam rangka menyusun road map penataan tenaga honorer dan menyempurnakan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hms – Lingkar.news)