Jakarta, Lingkar.news – Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta menghimbau pemprov DKI meningkatkan daya beli masyarakat menyusul masih tingginya harga sejumlah bahan pokok sejak sebelum Ramadhan 1445 Hijriah.
“Caranya, bisa melalui operasi pasar, penetapan harga eceran tertinggi (HET) yang terjangkau, memperbanyak stok, dan kebijakan lainnya,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi di Jakarta, Minggu (24/3)
Diana menyebut kenaikan harga ditambah dengan kelangkaan bahan pokok dikhawatirkan bisa memicu penurunan daya beli masyarakat.
Penurunan daya beli masyarakat juga akan berimbas pada produksi korporasi dan dunia usaha. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok menjadi krusial untuk dilakukan pemerintah.
“Daya beli masyarakat yang melemah juga mempengaruhi sektor usaha yang berpotensi menekan produksi. Untuk itu, pemerintah harus bisa meningkatkan daya beli masyarakat, utamanya pada kebutuhan-kebutuhan pokok,” kata Diana.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih menjalankan program sembako murah sejak sebelum Ramadhan hingga nanti menjelang Idul Fitri 1445 H. Program tersebut diharapkan mampu meringankan kebutuhan masyarakat dalam membeli bahan pangan pokok dengan harga yang lebih murah.
Program sembako murah pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dilakukan untuk mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dilakukan secara berkeliling dan di lokasi yang tetap oleh Pemprov DKI Jakarta, Badan Pangan Nasional (Bapanas), BUMD Pangan, Bulog, dan Bank Indonesia.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan pihaknya secara rutin melakukan pengecekan stok dan harga pangan dalam upaya mengendalikan angka inflasi inflasi terutama pada saat hari-hari besar keagamaan.
“Selama Ramadhan hingga Idul Fitri 1445 Hijriah, saya sudah minta untuk memastikan stok bahan pokok aman dan inflasi terkendali,” kata Heru. (rara-lingkar.news)