DBD di Jakarta Diprediksi Terus Naik hingga Mei, Warga Diimbau Perkuat PSN

ILUSTRASI: Nyamuk aedes aegypti penyebab penyakit demam berdarah. (Pixabay/Lingkar.news)

ILUSTRASI: Nyamuk aedes aegypti penyebab penyakit demam berdarah. (Pixabay/Lingkar.news)

JAKARTA, Lingkar.news Kasus demam berdarah dengue (DBD) di DKI Jakarta masih tinggi, khususnya di Jakarta Selatan yang tembus 500 kasus. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau warga memperkuat pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus.

“Tensinya (kondisinya) kecenderungannya naik. Terutama di Jakarta Selatan (Jaksel) sudah kurang lebih 500 kasus. Maka dari itu imbauannya jaga kebersihan, lalu 3M dijalankan,” kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Senin, 25 Maret 2024.

Gerakan PSN dengan 3M Plus yakni menguras, menutup dan mengubur plus serta gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik atau relawan pemantau jentik (jumantik) secara berkesinambungan.

Selain Gerakan PSN, Heru juga menegaskan warga Jakarta harus terus menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.

“Maka dari itu, kalau bisa masyarakat bersama-sama juga menyemprot, jaga kebersihan, baju-baju di rumah itu jangan digantung terlalu lama dan bisa bersama-sama dengan pemerintah daerah, setiap keluarga itu mengantisipasi DBD,” bebernya.

Kemudian, Heru juga mengimbau orang tua untuk memakaikan anak-anaknya pakaian lengan panjang, celana panjang dan menggunakan obat nyamuk atau losion anti nyamuk sebagai bentuk pencegahan terhadap DBD pada musim hujan ini.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta memprediksi kasus DBD di Jakarta masih akan terus mengalami kenaikan hingga Mei 2024 akibat kondisi iklim.

“Masih sesuai dengan prediksi kita, memang masih meningkat. Kita perkirakan sampai Mei, kalau lihat iklim. Kan kita punya ‘DBD clean’ untuk memperkirakan status berdasarkan iklim. Jadi, diperkirakan masih akan naik sampai dengan Mei,” jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati. 

Ani berharap, jik perubahan iklim semakin membaik maka kasus DBD di Jakarta bisa terus menurun.

Berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta, selama periode 1 Januari sampai Februari 2024, jumlah kasus DBD di Jakarta tercatat sebanyak 627 kasus.

Paling banyak diderita oleh warga Jakarta Barat dengan jumlah kasus 208 kasus, Jakarta Timur (161) dan Jakarta Selatan sebanyak 145 kasus.

Sedangkan di Jakarta Utara sebanyak 74 kasus, Jakarta Pusat (34) dan paling sedikit Kabupaten Kepulauan Seribu sebanyak lima kasus. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version