Jakarta, Lingkar.news – Ratusan personel gabungan dari Polres Metro Jakarta Timur dan Pasukan Respons Cepat (PRC) Brimob Polda Metro Jaya melakukan razia (sweeping) senjata tajam berskala besar di empat kelurahan di Jakarta Timur, pada Jumat (22/11) malam.
Sweeping senjata tajam itu dilakukan usai terjadinya tawuran antarwarga Kebon Singkong (Duren Sawit) dan Cipinang Jagal (Pulogadung) pada Kamis malam (21/11) yang mengakibatkan satu orang tewas dan tiga orang mengalami luka-luka.
“Pada malam hari ini kita melakukan sweeping senjata tajam di empat kelurahan, yakni Kelurahan Kebon Singkong, Cipinang Muara, Jatinegara Kaum dan Cipinang Jagal,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly saat memimpin apel di Mapolsek Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat malam.
Menurut dia sweeping senjata tajam itu dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat menjelang pemungutan suara pada 27 November.
“Ini salah upaya preventif dan represif dari kepolisian terhadap para pelaku tawuran,” tuturnya.
Nicolas pun mengingatkan kepada seluruh personel untuk melakukan kegiatan ini dengan humanis dan sesuai standar operasional prosedur (SOP) kepolisian dalam rangka menemukan para pelaku dan barang bukti yang digunakan untuk melukai lawannya.
“Jaga keselamatan dan kesehatan. Saat ada teman yang melakukan penggeledahan, ada teman juga yang mengawasi. Polisi harus bertindak dan bergerak dengan penuh perhitungan, jangan gegabah,” tegas Nicolas.
Sebelumnya, aksi tawuran antarwarga Kebon Singkong, Kecamatan Duren Sawit dan Cipinang Jagal, Kecamatan Pulogadung di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Kamis malam (21/11) mengakibatkan satu orang tewas.
Pelaku tawuran yang tewas itu berinisial TH (52) karena terkena lemparan batu di wajah dan dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati.
Sementara tiga orang yang mengalami luka-luka dibawa ke klinik dan Rumah Sakit Persahabatan, yakni ZA (15) luka bagian leher terkena busur panah, HW (15) dan A (15).
Menurut Nicolas, para pelaku tawuran yang mengalami luka-luka dan meninggal dunia itu berasal dari warga Cipinang Jagal dengan aliansinya.
Sementara itu, sebanyak delapan orang pelaku tawuran yang masih remaja itu telah dibawa aparat kepolisian pada Kamis malam (21/11).
Nicolas menegaskan dalam kasus tawuran tidak ada yang namanya korban, semua itu pelaku tawuran.
“Bagi kami, menganggap dan menilai bahwa untuk kasus tawuran tidak ada korban. Yang ada dua-duanya pelaku. Karena sama-sama saling serang,” paparnya.
Tawuran antara dua kelompok warga itu sudah terjadi lebih dari empat kali selama sebulan ini. (rara-lingkar.news)