Budi Arie Didesak Mundur dari Kominfo, Presiden Jokowi: Sudah Dievaluasi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan keterangan seputar peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Surabaya, Rabu, 3 Juli 2024. (Antara/Lingkar.news)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan keterangan seputar peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) Surabaya, Rabu, 3 Juli 2024. (Antara/Lingkar.news)

JAKARTA, Lingkar.news Banyak masyarakat Indonesia yang mendesak Budi Arie Setiadi mundur dari jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) usai pusat data nasional sementara (PDNS) di Surabaya dibobol sejak Rabu, 17 Juni 2024 dan mengakibatkan server sejumlah lembaga lumpuh.

Menanggapi desakan agar Budi Arie mundur dari Kominfo, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), mengungkapkan bahwa persoalan tersebut sudah dievaluasi.

“Semuanya sudah dievaluasi,” kata Presiden Jokowi usai meresmikan ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Karawang, Jawa Barat, Rabu, 3 Juli 2024.

Imbas PDNS 2 Diretas, Hanya 28,5 Persen Data yang Bisa Dicadangkan

Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) adalah salah satu pihak yang menyuarakan agar Budi Arie mundur. Safenet menggalang petisi via laman change.org yang dibuka sejak 26 Juni 2024.

Hingga hari ini, petisi bertajuk “PDNS Kena Ransomware, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi Harus Mundur!” telah ditandatangani sebanyak 22.177 warga net.

Pakai Virus Jenis Baru, Pelaku Serangan PDN Minta Tebusan 8 Juta Dolar AS

PDNS 2 di Surabaya mengalami serangan siber dalam bentuk ransomware bernama Brain Chiper, varian terbaru dari Lockbit 3.0. Puncaknya, PDNS mulai tidak bisa diakses sejak Kamis, 20 Juni 2024 yang berakibat layanan publik tidak bisa diakses, termasuk layanan imigrasi.

Safenet menyebut, terdapat sedikitnya 282 instansi pemerintah pengguna PDNS yang terdampak serangan siber tersebut.

Pemerintah menargetkan pemulihan atas serangan siber PDNS 2 di Surabaya rampung pada bulan ini.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya cadangan data nasional guna mengantisipasi insiden serupa terulang di kemudian hari.

“Di back up semua data nasional kita, sehingga kalau ada jadian, kita tidak terkaget-kaget,” tuturnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version