YOGYAKARTA, Lingkar.news – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Budiharto Setyawan mengatakan bahwa penurunan harga komoditas aneka cabai mengurangi tekanan inflasi di DIY selama Oktober 2022.
“Berkurangnya tekanan inflasi terutama bersumber dari berlanjutnya penurunan harga komoditas aneka cabai di tengah panen daerah sentra serta berlanjutnya penurunan harga komoditas daging dan telur ayam ras,” kata Budiharto pada Rabu, 2 November 2022.
Budiharto menyebutkan, inflasi DIY pada Oktober 2022 tercatat sebesar 0,11 menurun dibandingkan dengan capaian pada September 2022 yang tercatat sebesar 1,05 persen.
Menurutnya, inflasi tersebut didorong oleh kelompok inflasi inti (core inflation), sementara kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) dan kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) mengalami deflasi.
Ia menuturkan, harga komoditas cabai merah melanjutkan penurunan seiring dengan meningkatnya pasokan yang ditopang panen di Kabupaten Sleman dan Kulon Progo.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga cabai merah di DIY pada Oktober 2022 mencapai Rp 42,6 ribu per kg, lebih rendah dibandingkan September 2022 yang mencapai Rp 60,95 ribu per kg.
Selain cabai, menurut Budiharto, harga telur dan daging ayam ras juga melanjutkan deflasi seiring meningkatnya ketersediaan di tengah permintaan yang relatif stabil.
Harga telur ayam mencapai Rp 25,6 ribu per kilogram dan rata-rata harga daging ayam ras di DIY saat ini berkisar Rp 33,6 ribu per kilogram.
“Harga kedua komoditas tersebut berada di bawah harga acuan penjualan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada tingkat konsumen,” ujarnya.
Meski demikian, lanjut Budi, kenaikan harga tarif perguruan tinggi serta berlanjutnya kenaikan harga beras menahan laju deflasi. Kenaikan harga beras, kata dia, terjadi merata secara nasional seiring dengan penurunan produksi beras.
“Andil biaya pendidikan terjadi seiring dengan momentum tahun ajaran baru perkuliahan,” katanya.
Menurutnya, Bank Indonesia bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY akan terus berkoordinasi memitigasi risiko inflasi seiring terus membaiknya permintaan domestik dan momentum akhir tahun, meningkatnya curah hujan, peningkatan ekspektasi inflasi, serta dampak transmisi harga global terhadap harga domestik.
“Bank Indonesia bersama TPID DIY terus melakukan serangkaian kegiatan untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif termasuk di dalamnya meneruskan upaya-upaya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” jelasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)