SURABAYA, Lingkar.news – Kepolisian Daerah Jawa Timur mengungkap maraknya pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang beraksi secara spontan atau dadakan, tanpa perencanaan maupun perlengkapan khusus.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, mengatakan dari sejumlah kasus yang berhasil diungkap, pelaku pencurian motor tidak hanya berasal dari jaringan terorganisir atau individu, tetapi juga muncul pelaku-pelaku dadakan yang melakukan aksinya secara impulsif.
“Pelaku yang sudah kami ungkap terdiri dari pelaku jaringan, individu, dan saat ini diramaikan oleh pelaku-pelaku dadakan,” kata Jumhur pada Focus Group Discussion (FGD) Wawasan Series bertajuk “Curanmor Meresahkan, Aksi Kita Menentukan” di Surabaya, Rabu, 4 Juni 2025.
Ia mencontohkan salah satu kasus pelaku dadakan yang terjadi di wilayah Sidoarjo. Saat itu, pelaku bersama rekannya datang untuk menagih utang, namun gagal menemui orang yang dimaksud.
Dalam perjalanan pulang, pelaku melihat sepeda motor yang terparkir di sebuah apotek dengan kunci masih tertinggal. Pelaku pun langsung membawa kabur motor tersebut.
“Dia datang ke Sidoarjo untuk menagih utang. Karena orang yang dicari tidak ada, saat hendak pulang dia melihat motor di apotek dengan kunci masih menempel, lalu langsung dicuri,” ujar Jumhur.
Menurut dia, pelaku dadakan ini patut diwaspadai karena kerap memanfaatkan kelengahan pemilik kendaraan. Aksi dilakukan secara tiba-tiba jika ada kesempatan.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat lebih waspada dan tidak lengah dalam memarkir kendaraan.
Pemilik motor diminta menggunakan kunci ganda dan memilih lokasi parkir yang aman dan terpantau kamera pengawas atau CCTV.
“Pengungkapan banyak terbantu dengan keberadaan CCTV karena bisa membantu identifikasi. Namun yang menyulitkan justru pelaku-pelaku baru dan dadakan,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Radio Suara Surabaya, sebanyak 529 unit sepeda motor dilaporkan hilang selama periode Maret hingga Mei 2025 di wilayah Surabaya Raya, yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
Rinciannya, pada Maret sebanyak 141 unit, naik 37,5 persen menjadi 194 unit pada April, dan tetap di angka yang sama pada Mei.
Secara rata-rata, terdapat lima kasus pencurian sepeda motor setiap hari. Waktu paling rawan adalah malam hari, meski tren pencurian di siang hari mengalami peningkatan dari 20 kasus pada Maret menjadi 37 kasus pada Mei.
Adapun lokasi yang paling rawan pencurian adalah rumah tinggal atau kos, yang mencapai 37–39 persen dari total kasus. Disusul warung, kafe, atau toko dengan persentase 14,9–17,7 persen.
Modus yang digunakan pelaku beragam, mulai dari membawa kabur motor oleh orang yang baru dikenal, diminta secara paksa, hingga kelalaian pemilik yang lupa mencabut kunci kendaraan.
Jurnalis: Antara
Editor: Ulfa Puspa