MOJOKERTO, Lingkar.news – Banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur sejak Sabtu, 7 Desember 2024 belum sepenuhnya surut hingga Rabu, 11 Desember 2024.
Banjir yang melanda akibat luapan Sungai Avour Watudakon di Desa Tempuran ini mengakibatkan 470 rumah warga tergenang air dan berdampak sedikitnya 1.847 jiwa warga. Selain itu, fasilitas umum dan area persawahan juga ikut terdampak.
Saat ini warga maupun hewan ternak yang terdampak banjir pun turut dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Salah satu warga, Prasetyo, mengungkapkan pada hari ketiga (Selasa, 10 Desember 2024) ketinggian banjir sudah mencapai pinggang hingga dada orang dewasa di beberapa lokasi.
“Yang paling parah di Dusun Bekucuk, sebagian warga sudah mengungsi,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Mojokerto pun telah menetapkan status tanggap darurat melalui SK Bupati Mojokerto Nomor 188.45/819/HK/416-012/2024 tentang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi yang ditandatanganiBupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati pada Selasa, 10 Desember 2024.
Sementara itu Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra Gus Barra, yang meninjau langsung ke lokasi banjir menyampaikan bahwa penyebab banjir itu karena normalisasi sungai yang tidak maksimal serta banyak eceng gondok yang menghambat aliran air. Sementara tanggul sungai penahan air masih kokoh dan tidak jebol.
“Ke depannya kita harus waspada, antara lain, banyaknya eceng gondok yang belum dibersihkan. Ke depannya kita waspadai itu agar tidak terjadi kondisi seperti ini,” kata Gus Barra.
Untuk mengatasi hal ini, pihaknya akan berkolaborasi dengan pemerintah provinsi terkait wewenang normalisasi.
“Alat berat akan diterjunkan untuk pembersihan. Memang ini kiriman dari Jombang,” jelasnya.
Pihaknya pun mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi.
“Masyarakat tetap waspada dan berhati-hati, mengingat intensitas curah hujan diperkirakan masih cukup tinggi,” imbuhnya. (Lingkar Network | Lingkar.news)