Surabaya, Lingkar.news – Setelah lima kali berturut-turut mendapatkan penghargaan sebagai kota layak anak kategori utama, Surabaya berupaya meningkatkan diri untuk menjadi kota layak anak dunia.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Tomi Ardiyanto, mengatakan bahwa pemerintah kota (pemkot) membutuhkan dukungan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unicef) untuk meraih predikat sebagai kota layak anak dunia.
“Kami berharap dari pihak Bappenas dan Unicef ke depan bisa membantu Surabaya naik tingkat menjadi kota layak anak dunia,” katanya di Kota Surabaya pada Kamis, 3 November 2022.
Sementara itu, perwakilan Unicef Kurniasih Zulhadji pada Rabu, 2 November 2022 mengunjungi Surabaya untuk mengecek fasilitas pendukung kota layak anak. Mulai dari SMPN 1 Surabaya, SDN Kaliasin 1, Siola Puspaga, Rumah Anak Prestasi, Taman Flora, Puskesmas Ngagel Rejo, Shelter ABH, Shelter Perempuan, hingga Balai RW 5 Genteng.
Kurniasih mendukung upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk mewujudkan kota layak anak dunia.
Ia menjelaskan bahwa inisiatif kota ramah anak (Child Friendly Cities Initiative/CPCI) tahapan penilaiannya hampir sama dengan tahapan penilaian kota layak anak. Namun, CFCI lebih fokus pada proses dan setiap tahapan prosesnya harus melibatkan anak.
Dirinya mengemukakan bahwa kota-kota yang sudah mendapatkan penghargaan sebagai kota layak anak kategori utama di Indonesia dapat menerapkan CFCI Unicef.
“Di Asia Tenggara itu sudah ada Vietnam, dan sebenarnya Indonesia sudah lebih baik daripada Vietnam soal KLA-nya, jadi kenapa tidak untuk diimplementasikan,” ujarnya.
Menurut dia, Unicef sedang dalam proses mendatangkan tenaga ahli untuk membantu Pemerintah Kota Surabaya menerapkan CPCI. “Mudah-mudahan ini akan segera ditindaklanjuti oleh pimpinan kami di Jakarta demi menindaklanjuti usulan dari Pemkot Surabaya, khususnya Pak Wali Kota,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)