Ngeri! Atap Kelas SD di Jember Ambruk saat Kegiatan Belajar Berlangsung

Ngeri! Atap Kelas SD di Jember Ambruk saat Kegiatan Belajar Berlangsung

Atap ruang kelas di SDN 03 Plalangan di Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember ambruk pada Sabtu (23/11/2024). ANTARA/VJ Hamka Agung Balya

Jember, Lingkar.news – Para siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Plalangan di Kecamatan Kalisat, Jember, Jawa Timur, panik berhamburan keluar ketika atap kelas mereka ambruk di tengah kegiatan belajar mengajar berlangsung pada Sabtu (23/11).

Dua siswa terjatuh dan mengalami luka ringan akibat kepanikan yang terjadi saat atap kelas ambruk, tetapi keduanya sudah diizinkan pulang ke rumah masing-masing setelah diobati.

“Saat saya mengajar tiba-tiba terdengar kayu yang mau roboh, sehingga saya langsung menyuruh anak-anak keluar ruangan agar tidak tertimpa reruntuhan,” kata guru SDN 03 Plalangan Ayu Ardani kepada sejumlah wartawan di Jember.

Menurutnya semua siswa sudah keluar ruangan dan tidak lama kemudian atap ruang kelas ambruk menimpa sejumlah fasilitas belajar, sehingga aktivitas belajar dihentikan sementara.

“Ruang kelas 4 rusak berat dan tidak bisa digunakan lagi untuk kegiatan belajar mengajar,” tuturnya.

Ambruknya atap ruang kelas 4 SDN 03 Plalangan menyebabkan ruang kelas lain juga terdampak, sehingga ruangan kelas 1-6 tidak dapat digunakan karena kondisi gedung yang berpotensi roboh karena lapuk.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Penta Satria menyatakan kondisi atap bangunan SDN 03 Plalangan yang sudah rapuh dan lapuk menjadi penyebab kejadian nahas tersebut.

“Sebelum terjadi peristiwa atap sekolah ambruk terdapat beberapa puing-puing sekolah yang berjatuhan saat kegiatan belajar mengajar,” katanya.

BPBD Jember mengimbau masyarakat untuk senantiasa waspada dan berhati-hati apabila terjadi cuaca hujan disertai angin kencang.

“Kami juga mengimbau agar setiap sekolah melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi gedung mereka, mengantisipasi ada yang berpotensi roboh karena lapuk atau rusak karena bencana,” ujar Penta. (rara-lingkar.news)

Exit mobile version