17 Desa di Pasuruan Berpotensi Kekeringan, BPBD Imbau Warga Hemat Air

MENGANTRE: Sejumlah warga mengantre mendapatkan bantuan air bersih di Kabupaten Pasuruan. (Istimewa/Lingkar.news)

MENGANTRE: Sejumlah warga mengantre mendapatkan bantuan air bersih di Kabupaten Pasuruan. (Istimewa/Lingkar.news)

PASURUAN, Lingkar.news – Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur mewaspadai potensi kekeringan di 17 desa di enam kecamatan saat kemarau tahun 2023.

Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan Ridwan Harris mengatakan 17 desa tersebut berpotensi mengalami kekurangan pasokan air dari sumbernya karena kekeringan.

“BMKG memprakirakan bahwa per 1 Juni sudah memasuki musim kemarau,” ujarnya, dalam keterangan tertulis pada Rabu, 7 Juni 2023.

Dia mengatakan 17 desa berpotensi kekeringan itu tersebar di enam kecamatan, yakni Lumbang, Winongan, Pasrepan, Kejayan, Lekok, dan Gempol.

“Dari belasan desa tersebut, tak semuanya mengalami kekeringan. Dalam artian di setiap satu desa ada dua sampai tiga dusun yang melaporkan tentang mulai berkurang atau bahkan menghilangnya sumber mata air,” terangnya.

Misalnya di Desa Bulukandang, Kecamatan Lumbang ada tiga dusun yang kondisi pasokan air berkurang, yakni Cukurmini, Krajan, dan Cukurgondang.

“Kekeringan tidak penuh satu desa. Tapi hanya beberapa dusun, seperti di Desa Bulukandang ada tiga dusun yang kondisi airnya sangat berkurang dan mulai mengering,” tuturnya.

Pemkab Pasuruan siap melakukan penyaluran bantuan air bersih ke seluruh wilayah tersebut. Ia menyebut seluruh armada siap membantu menyalurkan air bersih untuk warga terdampak kekeringan.

“Intinya sudah siap armada. Dari BPBD, Cipta Karya, PDAM, PMI, Dinas Sosial dan yang lain,” ucapnya.

Sebagai langkah antisipasi, pihaknya mengimbau warga untuk segera melakukan normalisasi saluran air dan menghemat penggunaan air setiap hari.

“Yang harus dilakukan masyarakat segera bersih-bersih saluran air karena biasanya setelah hujan ada saluran yang tertimpa sampah. Juga jangan lupa untuk mulai menghemat penggunaan air,” sambungnya.

Selain potensi kekeringan, dirinya juga menyebut ada dua lokasi yang berpotensi kebakaran hutan di Kecamatan Prigen.

“Bahkan, sudah ada kejadian kebakaran hutan di dua wilayah tersebut, beberapa hari lalu,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version