SEMARANG, Lingkar.news – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melaporkan lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di awal tahun 2025. Berdasarkan data hingga minggu kedua Januari 2025, terdapat 881 kasus DBD dengan 10 orang di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah, mengungkapkan bahwa jumlah ini memang masih lebih rendah dibanding Januari 2024 yang mencapai 1.098 kasus. Namun, angka tersebut bisa terus bertambah mengingat belum semua wilayah melaporkan data terbaru.
“Saat ini kasus DBD memang mengalami peningkatan, hampir sama dengan Januari tahun lalu. Hingga minggu kedua Januari 2025, sudah ada sekitar 880-an kasus, meskipun jumlah ini sedikit lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Irma.
Dari data yang dihimpun Dinkes Jateng, Kabupaten Purworejo mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 250 kasus. Kabupaten lainnya yang juga mengalami peningkatan cukup tinggi adalah Grobogan dengan 95 kasus, Klaten 53 kasus, Banyumas 45 kasus, dan Pekalongan 42 kasus.
Irma menambahkan bahwa kasus DBD ini masih terus dipantau dan diharapkan dapat dikendalikan agar tidak semakin meluas. Ia juga mengingatkan pentingnya peran aktif masyarakat dalam pencegahan, terutama melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Dinkes Jateng menegaskan bahwa langkah paling efektif dalam mengendalikan penyebaran DBD adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama melalui program PSN.
Pihaknya menyebutkan bahwa PSN mencakup langkah-langkah seperti menguras bak mandi secara rutin untuk mencegah jentik nyamuk berkembang, menutup tempat penampungan air agar tidak menjadi sarang nyamuk, mendaur ulang atau membuang barang-barang bekas yang bisa menampung air hujan, dan segera mencuci pakaian yang telah dipakai dan tidak menumpuknya dalam keadaan lembab.
“Kalau DBD itu pengendaliannya harus dengan PSN. Bersihkan tempat-tempat yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti ember bekas, barang-barang tidak terpakai, serta pakaian yang habis dipakai jangan dibiarkan menumpuk. Bak mandi juga harus sering dikuras,” jelas Irma.
Menghadapi peningkatan kasus ini, Dinkes Jateng telah menginstruksikan seluruh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk memperketat pengawasan serta meningkatkan edukasi kepada masyarakat.
“Selain itu, upaya fogging atau pengasapan juga dilakukan di daerah-daerah yang rawan, terutama yang sudah mencatat banyak kasus. Pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk kader kesehatan dan perangkat desa, untuk memastikan masyarakat memahami langkah-langkah pencegahan DBD,” tutup Irma. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Lingkar.news)