DEMAK, Lingkar.news – Banjir yang melanda di Kabupaten Demak pada awal 2024 masih menjadi kekhawatiran bagi warga. Ditambah saat ini tanggul kiri Sungai Jratun terpantau masih bocor hingga air merembes ke jalan.
Warga menilai penambalan tanggul tidak maksimal jika hanya menggunakan tanah padas dan batu alam. Alih-alih, penambalan tanggul Sungai Jratun harusnya dicor agar mampu menahan beban saat arus sungai deras.
Merespons kekhawatiran warga, Sekretaris Daerah Akhmad Sugiharto mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak terus melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBSW) untuk proses penguatan tanggul sungai yang melintas di Kota Wali itu.
“Kita terus mengadakan koordinasi karena itu kewenangan dari balai, dalam hal ini adalah pengelolaannya oleh PSDA ada yang balai sendiri,” ungkap Sugiharto di sela-sela pembagian bendera merah putih di Desa Kuwu, Kecamatan Dempet, pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Tanggul Sungai Jratun Demak Masih Bocor, Warga Khawatir Banjir Lagi
Sugiharto menyampaikan bahwa Pemkab Demak telah rapat bersama Kementrian PUPR untuk meminta agar pemerintah daerah bisa turut andil dalam perbaikan tanggul. Dirinya mengaku tidak ingin banjir terjadi lagi di Demak seperti awal tahun ini.
“Kemarin kita juga sudah lakukan rapat di Jakarta, di Kementerian PU kita sudah memohonn untuk ikut serta dalam arti membenahi tanggul-tanggul yang jebol. Jangan sampai ini terulang lagi tanggul-tanggul yang kritis itu akan jebol lagi kedepannya,” terangnya.
Dia mengaku terkait untuk kebocoran tanggul Sungai Jratun tersebut akan dilaporkan ke BBWS.
“Ini akan kita pantau dan kita cek terus mana kala ada yang rembes atau belum pas kita akan laporkan ke BBWS. Karena itu kewenangan balai,” tutupnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)