Sholat Idul Fitri 1444 H, Ribuan Umat Muslim Padati Stadion Joyokusumo Pati

Sholat Idul Fitri 1444 H, Ribuan Umat Muslim Padati Stadion Joyokusumo Pati

PENUH: Ribuan umat Muslim tampak memenuhi Stadion Joyokusumo Pati untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri 1444 H. (Nailin RA/Lingkar.news)

PATI, Lingkar.news – Ribuan jamaah muslimin di kota Pati, Jawa Tengah, pada Jumat, 21 April 2023 pagi memadati lapangan stadion Joyokusumo untuk menunaikan sholat Idul Fitri 1444 Hijriyah, yang digelar oleh Pengurus Daerah Muhammadiyah Pati.

Sholat Idul Fitri yang dipimpin oleh imam dan khotib H. Sutaji, S.H., M.M. dengan tema Menjaga Kesucian Diri Pasca Ramadhan, mengajak jamaah untuk menerapkan semua kebaikan dan nilai positif yang telah dilalui selama bulan Ramadhan.

“Ibadah dan amal saleh yang telah dilakukan selama satu bulan penuh, mari kita jaga jangan sampai hilang begitu saja. Kita sebenarnya kuat dan bisa puasa, buktinya kita bisa puasa full selama Ramadhan. Kita juga bisa sholat subuh berjamaah bahkan sholat malam dan tahajud. Buktinya kita bisa bangun 1 jam sebelum Subuh setiap harinya di bulan Ramadhan. Kita juga bisa khatam Al Quran minimal 1 kali dalam sebulan. Buktinya kita bisa meluangkan waktu untuk membaca Quran di bulan Ramadhan. Di sisi lain kita juga harus bisa melanjutkan untuk ngempet tidak berbuat dosa dan maksiat sebagaimana telah kita lakukan di bulan Ramadan,” pesannya dalam khotbah.

Sekalipun penyelenggara dari Ormas Muhammadiyah, akan tetapi banyak juga warga di luar Muhammadiyah yang mengikuti sholat tersebut. Seperti diketahui, Muhammadiyah menggunakan metode hisab dalam menentukan penetapan awal bulan.

Hisab (perhitungan) kalender yang dipakai Muhammadiyah adalah hisab wujud al hilal, yaitu metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bahwa bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhi tiga parameter, yakni (1) telah terjadi konjungsi atau ijtimak, (2) ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan (3) pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.

Sedangkan argumen mengapa Muhammadiyah memilih metode hisab, bukan rukyat, salah satunya adalah semangat Al Qur’an dalam menggunakan hisab. Hal ini ada terkandung dalam ayat: “Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan” (QS. Ar-Rahman [55]:5).

Ayat ini bukan sekadar menginformasikan bahwa matahari dan bulan beredar dengan hukum yang pasti, sehingga dapat dihitung atau diprediksi. Akan tetapi, juga dorongan untuk menghitungnya karena banyak kegunaannya. (Lingkar Network | Nailin RA – Lingkar.news)

Exit mobile version