Muhammadiyah Jateng Nilai Ancaman Andi Pangerang Harus Disikapi Serius

Muhammadiyah Jateng Nilai Ancaman Andi Pangerang Harus Disikapi Serius

POTRET: Ketua PW Muhammadiyah Jateng, Dr. KH. Tafsir, M.Ag. (Rizky Syahrul Al-Fath/Lingkar.news)

SEMARANG, Lingkar.news Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, KH. Tafsir menyayangkan adanya pendapat pribadi ASN Andi Pangerang Hasanuddin yang menulis komentar bernada ancaman serius di media sosial.

Ia menilai, komentar tersebut sangat tidak pantas, terutama terlontar dari mulut Aparatur Sipil Negara yang bekerja di lembaga pemerintah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

KH. Tafsir mengatakan, akan banyak warga negara yang merasa waswas, khawatir, dan bahkan takut ketika mendengar kalimat ‘menghalalkan darah’ yang berupa ancaman pembunuhan. Ia menegaskan bahwa itu pernyataan yang sangat serius dan berbahaya.

“Saya sangat menyayangkan pernyataan mengandung ujaran kebencian yang mengindikasikan kalau yang bersangkutan masih sempit pandangan dan juga sempit ilmu keagamaan,” ujarnya.

Peneliti BRIN Andi Pangerang Akhirnya Minta Maaf ke Muhammadiyah

Tafsir juga menyatakan bahwa, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PWM untuk segera turun tangan menyelesaikan perkara ujaran ancaman pembunuhan oleh Andi Pangerang.

“Saya mengimbau sesegera mungkin agar Ketua LBH PWM Jateng mengambil langkah yang semestinya kepada yang bersangkutan, agar tidak melakukan kebodohan-kebodohan yang lain,” instruksinya.

Lebih lanjut, KH. Tafsir juga menyampaikan bahwa ibadah Ramadhan yang telah ditunaikan belum lama ini telah menempa warga Muhammadiyah sabar menghadapi peristiwa apa pun, termasuk ancaman kebodohan tersebut.

“Di Indonesia, berbeda agama itu biasa. Semua saling menghormati. Semua hari besar umat beragama dirayakan dengan baik. Dijadikan hari libur bersama,” tuturnya.

LBH Muhammadiyah Pati Dorong Usut Tuntas Perkara Ancaman Pembunuhan kepada Warga MD

Ia pun mengingatkan bahwa, intelektualitas tidak menjamin menjadi pintar. Melainkan, bisa menjadi bodoh bahkan bar-bar seperti preman.

“Alangkah eloknya kita bisa berpikir dan bersikap dengan akal sehat. Membalas dengan kejernihan berpikir. Tidak dengan sikap yang keras, yang mencoba mengancam dengan pembunuhan. Terlihat pintar, namun watak preman lebih menguasainya,” lanjutnya.

Walaupun Andi Pangerang telah meminta maaf, menurut KH. Tafsir, aparat penegak hukum tetap harus memeriksa yang bersangkutan.

“Proses hukum harus tetap berjalan. Kalau hanya sekedar minta maaf lalu selesai, sama saja menganggap perkataan yang dia ucapkan termasuk enteng dan sepele. Ini masalah serius yang harus sama-sama kita perangi agar tercipta rasa aman dan tenteram,” imbuhnya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Koran Lingkar)

Exit mobile version