DEMAK, Lingkar.news – Harga tembakau di Kabupaten Demak sempat mengalami kenaikan mencapai Rp 60 ribu/kilogram (kg) namun kini mengalami penurunan hingga Rp20 ribu/kg.
Sektor pertanian tembakau di Demak berada di tiga wilayah yakni Kecamatan Karangawen, Mranggen, dan Guntur.
Salah satu petani tembakau di Desa Pundenarum, Kecamatan Karangawen, Suparno (59), mengatakan bahwa saat ini harga tembakau menurun lantaran sudah memasuki musim hujan.
“Harganya sudah menurun, ketika ada hujan itu kualitas tembakau juga berubah. Kalau enggak ada hujan itu kualitasnya bagus. Itu kemarin (bulan Agustus) harganya nyampai Rp60 ribu per kg. Ketika belum ada hujan,” kata Suparno saat ditemui disela-sela kesibukan mengangkat jemuran tembakau miliknya, Senin, 21 Oktober 2024.
Menurutnya penurunan harga tembakau sangat signifikan, lebih dari setengah harga sebelumnya.
“Sekarang itu diambil Rp25 ribu per kg. Turun jauh,” imbuhnya.
Proses pengeringan tembakau hanya sehari. Nantinya tembakau miliknya akan dijual ke tengkulak untuk diolah menjadi rokok, bahkan ada yang diekspor ke luar provinsi.
“Ini dibeli tengkulak, nanti tengkulak dibawa ke gudang. Ada yang ke Jawa Timur. Ada ke Weleri, ada yang ke Brambang (Gudang Djarum dan Daun Mas), gudang pembelian ada di sana. Dari petani ke bakul, bakul ke gudang, dan ke peniam,” ujarnya.
Dia mengatakan tembakau hanya bisa ditanam saat musim kemarau setelah panen padi.
“Satu tahun sekali, musim kemarau saja. Mulai Agustus sampai musim hujan. Batasannya gitu. Kalau musim hujannya mundur, tembakau sampai habis, tapi kalau musim hujannya lebih cepat itu nggak habis, tergenang air mati semua,” bebernya.
Petani lain, Teguh Rahayu (52) mengungkapkan bahwa saat ini tanaman tembakau miliknya baru proses panen (petikan) kelima, yang mana harusnya bisa sampai enam hingga tujuh petikan.
“Ini baru lima petikan. Biasanya bisa enam sampai tujuh petikan. Intervalnya (jarak petikan pertama dan selanjutnya) satu minggu, kalau hujan tinggi bahkan sampai dua minggu, nunggu daun sampai kuning, kalau hijau enggak bisa mateng,” jelasnya.
Dirinya juga mengeluh lantaran harga tembakau saat ini mengalami penurunan yang signifikan.
“Hancur ini sekarang harganya, ini semua petani pada bingung semua. Sebelumnya iya sempat naik bisa Rp60 ribu per/kg,” tutupnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)