SEMARANG, Lingkar.news – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menerima kedatangan perwakilan buruh yang mengusulkan kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Kota Semarang 2025 dalam suasana dialog yang hangat tanpa adanya aksi unjuk rasa di Kantor Wali Kota pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Perwakilan buruh dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Sumartono, menyampaikan aspirasi dari para buruh mengenai usulan kenaikan UMK Kota Semarang 2025.
“Kami mewakili kawan-kawan buruh tentunya menyampaikan terima kasih karena Bu Wali telah meluangkan waktu untuk menerima kami,” ujar Sumartono.
Bersama beberapa pengurus lainnya dari Federasi Serikat Pekerja Indonesia Perjuangan (FSPIP) dan Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan (FSP KEP), pihaknya juga mengajukan usulan kenaikan UMK Kota Semarang 2025 berdasarkan kebutuhan hidup sehari-hari para pekerja.
Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang, menyambut baik dan menampung aspirasi perwakilan buruh dan berkomitmen untuk mendiskusikannya lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait, termasuk Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan perwakilan perusahaan.
“Saya memahami betul bahwa usulan serikat pekerja ini penting untuk diperhatikan, terutama terkait kebutuhan kesejahteraan kawan-kawan buruh,” ungkapnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang , Sutrisno, mengatakan Pemkot Semarang masih menunggu petunjuk dan kebijakan dari pemerintah pusat mengenai kenaikan UMK. Meski demikian, Mbak Ita berharap agar pertemuan selanjutnya dapat mencapai titik temu yang memuaskan semua pihak.
“Pertemuan ini berlangsung dengan suasana hangat dan tanpa ketegangan, menunjukkan bahwa serikat pekerja sangat menghormati pendekatan terbuka yang dilakukan oleh Ibu Wali Kota,” ungkapnya.
Dirinya berharap agar kesejahteraan buruh meningkat dan dunia usaha tetap berjalan baik di Kota Semarang. (Lingkar Network | Lingkar.news)