DEMAK, Lingkar.news – Di Kabupaten Demak banyak terdapat situs makam para tokoh penyebar agama Islam yang memiliki pengaruh besar pada masa kerajaan. Salah satunya Makam Raden Sawunggaling, yang konon Raden Sawungggaling hidup di masa kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Fatah.
Makam Raden Sawunggaling atau warga setempat menyebutnya dengan Makam Mbah Keramat itu terletak di komplek permakaman, RT 6 RW 10 Kampung Sawunggaling, Kelurahan Bintoro.
Menurut penjaga sekaligus pengelola makam Makam Raden Sawunggaling, Solikin, nisan atau patok dari makam tersebut merupakan patok asli sejak zaman dahulu.
Ia sedikit bercerita bahwa konon Raden Sawunggaling merupakan keturunan Brawijaya V yang ke-80 diutus ke Demak untuk membantu mendirikan kerajaan Demak Bintoro.
Ramai Peziarah, Wisata Religi Makam Mbah Panji Kusumo Demak Terus Dikembangkan
Dimasa hidupnya, lanjut Solikin, Raden Sawunggaling memiliki jasa besar dalam bidang pemerintahan Kasultanan Demak bintoro membantu Raden Fatah.
Selain itu, Raden Sawunggaling juga merupakan ahli pemerintahan dan ahli perang dibalik layar sehingga keberadaan Raden Sawunggaling memiliki andil tentang perkembangan Kasultanan Demak.
“Menurut sejarah masyarakat sejak dulu, Beliau (Raden Sawunggaling) memiliki andil dalam pendirian kerajaan Demak yang mendampingi kakaknya untuk mendirikan kesultanan Demak Bintoro. Beliau juga ahli dalam segi pemerintahan,” terangnya.
Kendati demikian, pihaknya tak bisa membenarkan sepenuhnya tentang cerita tersebut, karena hal itu merupakan cerita sejarah dari orang sepuh terdahulu.
“Katanya orang-orang sepuh pendahulu daerah sini seperti itu, saya mendapatkan cerita dari mereka,” ujarnya.
Selain itu, Sholikin juga mengungkapkan bahwa pada Pemilu 2024 lalu makam Raden Sawunggaling tersebut kerap didatangi peziarah.
“Peziarah jelas ada peningkatan di tahun politik, karena kami sebagai pengelola tidak bisa mengawasi 100 persen, bahkan kalau malam itu banyak yang pakai roda dua bahkan mobil pribadi,” terangnya.
Desa Wisata Kedungori Dapat Kunjungan Rombongan Saka Pariwisata Demak
Kendati demikian, menurut Solikin, para peziarah yang berkunjung ke makam tersebut justru kebanyakan bukan masyarakat Kabupaten Demak.
“Malah justru bukan warga Demak, kebanyakan dari Kudus, Jepara, Solo, Jawa Timur dan Jawa Barat. Saya sempat tanya meraka habis ziarah ke Sunan Kalijaga dan Masjid Agung Demak terus mampir ke sini,” ungkapnya.
Pihaknya juga sempat bertanya kepada rombongan peziarah, ternyata rombongan peziarah tersebut berasal dari Kota Solo yang mengatakan bahwa Makam Raden Sawunggaling tersebut merupakan leluhurnya.
“Kata mereka, ini leluhur kita, leluhur kita dari Demak ya ini Raden Sawunggaling,” ujarnya.
Tak hanya itu, Sholikin juga mengatakan bahwa saat musim Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) dan pendaftaran pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) banyak calon yang berziarah ke makam tersebut.
“Waktu Pilkades kemarin itu banyak yang ziarah dan pendaftaran PPPK juga ada,” ucapnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)