DEMAK, Lingkar.news – Pengelolaan pariwisata bukan sekadar menyediakan tempat rekreasi belaka, melainkan bagaimana memanfaatkan potensi daerah menjadi daya jual. Seperti halnya Desa Wisata Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak yang mengolah tanaman mangrove menjadi produk makanan.
Ketua Pokdarwis Desa Wisata Bedono, Sayyidi, bercerita bahwa daerahnya yang merupakan kawasan pesisir banyak ditumbuhi tanaman mangrove dan dianggap masyarakat sebagai pelindung abrasi saja.
“Oleh karena itu kami berusaha bagaimana caranya tanaman ini bisa dimanfaatkan atau tidak? Kami mencoba mengolah, dari daunya, dari bijinya atau dari buah mangrovenya,” ujar Sayyidi.
Sayyidi pun menggandeng peneliti dari salah satu universitas untuk melakukan penelitian kandungan yang ada di dalam tanaman mangrove. Penelitian tersebut membuahkan hasil bahwa ternyata mangrove bisa menjadi produk pangan.
“Ini setelah kami olah bisa menjadi sebuah aneka makanan, lalu kami bekerjasama dengan salah satu universitas untuk meneliti kandungan-kandungan yang ada di tanaman mangrove ini apakah bisa bermanfaat atau tidak? Ternyata di dalam kandungan buah maupun akar mangrove itu mengandung zat antidioksida yang sangat tinggi dan sangat bermanfaat buat tubuh manusia,” terangnya.
Tanaman mangrove tersebut, Sayyidi, diolah menjadi berbagai produk makanan atau minuman seperti sirup, keripik dan lain sebagainya.
“Seperti sirup ini, bisa sebagai penyembuh penyakit asam urat, tapi ada cara-cara untuk penyajiannya. Sirup ini jangan diseduh dengan air yang mendidih banget. Pakai air hangat saja lalu kita tuang agar bisa dinikmati. Karena vitaminnya kalau terlalu panas mungkin akan memudar, jadi harus air hangat. Rasanya memang sedikit asam namun menyegarkan, cocok sekali kalau dikasih es,” jelasnya.
Selain diolah menjadi sirup, pihaknya juga mendapati fakta bahwa daun mangrove bisa diolah menjadi keripik.
“Lalu daunya ini bisa diproses menjadi keripik, dan kami namakan ini keripik brayo. Alhamdulillah peminatnya sangat banyak sekali. Dalam dua hari (saat gelaran Demak Expo 2024 berkolaborasi dengan Festival Desa Wisata) sebanyak 200 pcs lebih habis,” sambungnya.
Desa Wisata Bedono sempat mengikuti gelaran Festival Desa Wisata dan Demak Expo 2024 pada awal Agustus ini. Menurut Sayyidi kegiatan tersebut sangat membantu para pelaku UMKM dan pengelola desa wisata untuk mempromosikan produk-produknya ke masyarakat secara luas.
“Kegiatan ini sangat bagus sekali untuk perkembangan desa wisata maupun UMKM di Demak karena menurut saya wisata maju UMKM bakal bergerak, karena ada daya dukungnya,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan tersebut, banyak masyarakat yang awalnya belum tahu menjadi tahu potensi-potensi yang ada di Kabupaten Demak sendiri.
“Dari kegiatan pariwisata banyak pengunjung yang berkunjung distan-stan dan kami bisa mempromosikan produk kami. Jadi ini bermanfaat sekali karena untuk memutar roda perekonomian dengan cara menjajakan barang daganya di Demak. Jika pariwisata tidak maju otomatis UMKM juga tidak bergerak karena tidak ada kegiatan event ataupun daya dukung untuk menumbuhkan UMKM jelas mati,” pungkasnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)