REMBANG, Lingkar.news – Memasuki bulan September 2024, kekeringan di Kabupaten Rembang semakin meluas. Saat ini hanya satu kecamatan saja yang tidak terdampak kekeringan.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, Sri Jarwati mengatakan total wilayah yang mengalami kekeringan mencapai 48 desa, terletak di 13 kecamatan.
“Jumlah desanya ada 48 desa. Dari 14 kecamatan itu yang belum laporan ke kita hanya kecamatan Sluke yang belum laporan ke kita. Yang 13 kecamatan itu sudah ada desa-desa yang terdampak kekeringan,” ujarnya pada Selasa, 10 September 2024.
Dari 48 desa tersebut, lanjut Sri, beberapa beberapa desa yang paling parah mengalami kekeringan seperti Desa Pranti Kecamatan Sulang dan Desa Pelemsari Kecamatan Sumber. Beberapa desa tersebut mengalami kekeringan lantaran sumber airnya sudah tidak keluar.
“Jadi memang rata-rata sumber airnya tidak ada. Karena ngebur sampai dalam itu bawahnya padas,” jelasnya.
Hingga saat ini, wilayah terdampak kekeringan masih bertambah. Ia memprediksi bahwa kekeringan yang terjadi pada pertengahan Agustus 2024 akan berakhir pada September 2024 nanti.
“Setiap hari bertambah terus, jadi update setiap hari. Karena Rembang belum turun hujan, kalau daerah lain sudah, Pati ke sana sudah. Kalau diperkirakan akhir September sudah hujan. Tapi kita lihat,” ucapnya.
Lebih lanjut, pihaknya mengaku sudah melakukan dropping air bersih ke desa-desa terdampak kekeringan dengan menggandeng berbagai pihak. Baik itu Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Zakat Amil Nasional (BAZNAS), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) maupun Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan.
“Kami sudah melakukan dropping sebanyak 305 tangki atau 1.220.000 liter kalau saya rata-rata 4 ribu liter per tangkinya. Kan ada yang 10 ribu, 5 ribu, ada yang 2 ribu. Lha ini saya rata-rata 4 ribu liter per tangki,” tandasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkar.news)