Hadapi MT ke-3, Bupati Demak: Rencana Tata Tanam Harus Perhatikan Debit Air Irigasi

RAPAT: Suasana rapat Evaluasi Masa Tanam (MT) ke-1 dan ke-2 serta persiapan menghadapi musim kemarau tahun 2024 di Gedung Grahadika Bina Praja Setda Kabupaten Demak, Kamis, 20 Juni 2024. (M. Burhanuddin Aslam/Lingkar.news)

RAPAT: Suasana rapat Evaluasi Masa Tanam (MT) ke-1 dan ke-2 serta persiapan menghadapi musim kemarau tahun 2024 di Gedung Grahadika Bina Praja Setda Kabupaten Demak, Kamis, 20 Juni 2024. (M. Burhanuddin Aslam/Lingkar.news)

DEMAK, Lingkar.news Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak menggelar rapat koordinasi dengan Komisi Irigasi I membahas Evaluasi Masa Tanam (MT) ke-1 dan ke-2 serta persiapan menghadapi musim kemarau tahun 2024 di Gedung Grahadika Bina Praja, Kamis, 20 Juni 2024.

Bupati Demak, Eisti’anah, menyampaikan bahwa Kabupaten Demak pada bulan Juni memasuki musim kemarau dan MT ketiga atau palawija sehingga kebutuhan air harus benar-benear tercukupi.

Menurut Eisti’anah saluran irigasi merupakan salah satu faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Demak agar bisa maju dan unggul. 

“Maka pendayagunaan dan pemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan perlu menjadi perhatian serius, guna mencukupi pemenuhan kebutuhan irigasi untuk pertanian rakyat, tanpa mengesampingkan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat,” tuturnya.

Pihaknya meminta Komisi Irigasi untuk merumuskan rencana tata tanam yang telah disiapkan oleh dinas atau instansi terkait, dengan mempertimbangkan data debit air yang tersedia pada setiap daerah irigasi.

Dia menyampaikan bahwa rencana tata tanam ini mempunyai peran strategis dalam pelaksanaan kegiatan operasi terutama pelaksana pemberian air, serta pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dalam waktu pengeringan.

“Ini perlu diatur karena terbatasnya ketersediaan air di masing-masing daerah irigasi. Kami harapkan pengelolaan irigasi dapat dilakukan dengan maksimal, sehingga dampak buruk yang terjadi pasca banjir maupun pra musim kemarau dapat diminimalisir,” terangnya.

Bupati menyebut, ada 13 daerah aliran sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Demak meliputi DAS Babon, Dolog, Tulung/Setu, Jragung, Tuntang, Tuntang Lama, Jebor/Gejoyo, Lobener, Kenceng, Serang-Lusi yang menjadi perhatian khusus.

Sementara itu, Subkor Operasi dan Pemeliharaan Balai PSDA Bodri Kuto, Syam Sahida Ali Mustofa, menerangkan rencana pola tanam pada umumnya adalah tanam padi kemudian palawija.

“Awal tanam sangat tergantung ketersediaan air pada sumber-sumber air. Masa tanam tersebut juga yang sebagian besar mengacu pada pranotomongso,” ujar Syam.

Syam juga menyebutkan bahwa ketersediaan air untuk MT ke-1 dan ke-2 daerah irigasi Kabupaten Demak di wilayah kerja BPSDA Bodri Kuto tercukupi. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)

Exit mobile version