DPRD Jepara Bustanul Arif Ajak Masyarakat Perkuat Persatuan Perangi Hoax Pemilu

DPRD Jepara Bustanul Arif Ajak Masyarakat Perkuat Persatuan Perangi Hoax Pemilu

PENGARAHAN: Anggota Komisi C DPRD Jepara Bustanul Arif saat menyampaikan arahan dalam Pertemuan Penggiat Media Sosial. (Tomi Budianto/Lingkar.news)

JEPARA, Lingkar.news Menjelang Pemilu 2024, berbagai isu politik santer merebak. Sayangnya, momentum pesta demokrasi ini sengaja dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk menyebar hoaks, yakni informasi mengandung isu-isu menyesatkan yang sengaja menggiring opini dengan informasi seolah-olah benar tetapi faktanya adalah cerita atau berita bohong.

Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi C DPRD Jepara Bustanul Arif saat Pertemuan Penggiat Media Sosial yang diikuti puluhan masyarakat Kecamatan Kedung di Okasan Cafe Kedung, pada Rabu, 12 April 2023.

Hoaks bersifat politis berpotensi menjadi sumber perpecahan, menimbulkan kekacauan di tengah-tengah masyarakat. Kita tentunya tak ingin proses demokrasi terganggu,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD Jepara.

Menyikapi hal tersebut, Bustanul mengajak semua elemen masyarakat memperkuat persatuan untuk menangkal hoaks. Sehingga terciptanya situasi yang kondusif menjelang Pemilu 2024.

DPRD Jepara Bustanul Arif Ingatkan Penggiat Medsos Tidak Sebar Hoax Pemilu

“Bahwa informasi hoaks yang perlu kita waspadai karena dapat memberikan ancaman ujaran kebencian dan fitnah,” ujarnya.

Ia pun mengingatkan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam bermedia sosial. Pasalnya, akhir-akhir ini sudah marak berita bohong yang berkaitan dengan isu politik. Ia berharap masyarakat dapat menyaring informasi sebelum disebarkan ke jenjang yang lebih luas.

“Kita ini negara kepo, kepengen tahu dan pengennya cepat-cepat kasih tahu. Kalau bisa, kita harus berhati-hati agar tidak menyesatkan,” imbaunya.

Ketua DPRD Jepara Gus Haiz Ajak Penggiat Medsos Putus Penyebaran Hoax

Kepala Bidang Komunikasi Diskominfo Jepara Muslichan yang juga menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa berita palsu (hoaks) sudah muncul bahkan ketika media sosial pertama diluncurkan.

Selanjutnya, ia menjelaskan mengenai beberapa elemen berita hoaks. Di antaranya menggunakan kalimat persuasif dan cenderung memaksa, artikel penuh huruf besar dan tanda seru, informasi yang disampaikan tidak aktual, hanya berisikan opini bukan fakta, terkesan menakut-nakuti dan meneror, provokatif, menghujat perorangan atau golongan, dan memuji secara berlebihan.

Jelang Pemilu 2024, Wakil Ketua DPRD Jepara Nuruddin Amin Imbau Penggiat Medsos Tangkal Hoax

“Kalau berita online, usahakan mendapatkan berita dari domain resmi seperti go.id, .com, .co.id. Jika domainnya blogspot.com atau yang kurang dikenal dapat dipastikan berita tersebut kurang dapat dipercaya,” tegas Muslichan.

Sementara itu, Penggiat Media Sosial Agus Edy Lutfi yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa, jauh sebelum sosial media dikembangkan, internet menjadi dasar dalam perkembangan teknologi dan informasi.

“Kita berhak menggunakan media sosial, tapi kita harus mengetahui batasan-batasannya. Jangan sampai merugikan diri dan orang lain yang dapat berakibat fatal hingga berurusan dengan hukum,” pesan Edy. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)

Exit mobile version