BANYUMAS, Lingkar.news – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas bersama Perum Bulog Cabang Banyumas menyalurkan bantuan pangan berupa beras cadangan beras pemerintah (CBP) sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi seiring dengan adanya kenaikan harga beras di pasaran.
“Hari ini, Pemerintah Kabupaten Banyumas menyelenggarakan peluncuran bantuan pangan kepada masyarakat yang memang membutuhkan. Ini tahap kedua,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Banyumas Junaidi, usai Launching Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Balai Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, pada Senin, 11 September 2023.
Dalam hal ini, kata dia, setiap keluarga penerima bantuan pangan mendapatkan beras CBP kualitas medium kemasan 10 kilogram per alokasi penyaluran.
Siap-Siap, Pemerintah Salurkan Bantuan Beras Mulai Senin Besok
Ia mengatakan, penyaluran bantuan pangan tersebut didasari oleh kondisi atau tren harga beras di pasaran semakin naik, sehingga pemerintah berkewajiban untuk mengendalikan inflasi.
Selain itu, lanjut dia, penyaluran bantuan pangan tersebut juga dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan daya beli masyarakat.
“Masyarakat Banyumas tidak perlu panik, terkait cadangan pangan yang ada di Kabupaten Banyumas cukup. Tidak perlu aksi borong, jumlah cadangan beras cukup, sehingga kita tinggal mengatur ritme pendistribusian, harga,” ujarnya.
Dengan demikian, kata Junaidi, masyarakat tidak perlu memborong komoditas tertentu untuk ditimbun dan sebagainya.
Sementara itu, Pimpinan Cabang Perum Bulog Banyumas Rasiwan mengatakan, penyaluran bantuan pangan tahap kedua atau periode September-November akan berlangsung hingga tanggal 27 September 2023 untuk wilayah Banyumas Raya yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
“Mudah-mudahan dengan penyaluran ini, minimal mengurangi beban masyarakat yang berpendapatan rendah, termasuk menghadapi fluktuasi harga beras,” tegasnya.
Ia mengatakan, jumlah penerima bantuan pangan di Kabupaten Banyumas pada tahap kedua mengalami penurunan dari tahap pertama, yakni dari 256.562 keluarga menjadi 247.515 keluarga.
Menurut dia, hal itu berarti ada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Banyumas, sehingga tidak lagi masuk daftar penerima bantuan pangan tahap kedua.
“Mudah-mudahan tahap kedua ini bisa memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan, mengurangi kerawanan pangan, dan melindungi masyarakat dari fluktuasi harga beras,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Rasiwan mengatakan alokasi beras CBP untuk bantuan pangan tahap kedua di wilayah Banyumas Raya mencapai 6.559.740 kilogram untuk 655.974 penerima per alokasi penyaluran di empat kabupaten.
Dalam hal ini, alokasi penyaluran di Kabupaten Banyumas sebanyak 2.475.150 kg per bulan untuk 247.515 penerima, Cilacap sebanyak 1.882.690 kg per bulan untuk 188.269 penerima, Purbalingga sebanyak 1.245.230 kg per bulan untuk 124.523 penerima, dan Banjarnegara sebanyak 956.670 kg per bulan untuk 95.667 penerima.
Sementara realisasi penyaluran bantuan pangan tahap pertama periode Maret-Mei 2023 di empat kabupaten tersebut mencapai 20.424.630 kg untuk 680.821 penerima.
Dari jumlah tersebut, total penyaluran bantuan pangan tahap pertama di Kabupaten Banyumas mencapai 7.697.760 kg atau 2.565.920 kg per bulan untuk 256.592 penerima, Cilacap sebanyak 5.859.240 kg atau 1.953.080 kg per bulan untuk 195.308 penerima, Purbalingga sebanyak 3.863.430 kg atau 1.287.810 kg per bulan untuk 128.781 penerima, dan Banjarnegara sebanyak 3.004.200 kg atau 1.001.400 kg per bulan untuk 100.140 penerima.
Disinggung mengenai kemungkinan adanya penyaluran bantuan pangan tahap ketiga, Rasiwan mengaku belum mengetahui secara pasti karena hal itu merupakan ranah Badan Pangan Nasional.
“Untuk tahap yang berikutnya, kami belum tahu karena ini ranahnya Badan Pangan Nasional, apakah akan berlanjut atau tidak. Tapi kami siap secara prinsip melaksanakan tugas untuk menyalurkan cadangan pangan ini,” tegasnya.
Salah seorang warga Desa Sudagaran, Reno Setiawan mengaku sangat terbantu dengan adanya penyaluran bantuan pangan tersebut karena harga beras di pasaran mengalami kenaikan.
Menurut dia, harga beras kualitas medium di Desa Sudagaran saat sekarang mencapai Rp12.000 per kg atau melonjak dari sebelumnya yang berada pada kisaran Rp10.000 hingga Rp10.500 per kg. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)