KABUPATEN SEMARANG, Lingkar.news – Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno, mengatakan penurunan serapan produksi susu sapi perah tahun 2024 adalah kondisi paling parah yang dialami peternak sapi perah di Kecamatan Getasan.
Kondisi susu sapi perah peternak lokal yang tidak terserap industri ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Boyolali sebagai produsen terbesar, tetapi juga di Getasan, Kabupaten Semarang.
Akibat kondisi tersebut puluhan ton susu sapi terbuang setiap hari. Bahkan di Getasan ada 21 ton susu sapi perah per hari yang tidak terserap industri sejak ada pembatasan pembelian produksi susu sapi perah dari peternak maupun pengepul Industri Pengolahan Susu (IPS).
Puncaknya pada Minggu, 10 November 2024 peternak Getasan membagi-bagikan susu kepada warga sebagai bentuk protes. Sedangkan di Boyolali para peternak dan pengepul beraksi mandi susu untuk menyuarakan protesnya.
Mentan akan Wajibkan Industri Susu Serap Produksi Peternak Lokal
Edy menyebutkan bahwa mutu dan kualitas susu sapi perah dari peternak di Getasan sudah memenuhi standar nasional Indonesia, yaitu untuk standar total solid ada 11,5 persen. Namun hal itu disebut tidak sesuai dengan keinginan pihak-pihak industri.
“Padahal angka 11,5 ini sudah memenuhi standar nasional, namun pihak-pihak IPS ini justru minta susu sapi perah yang ada di grade (tingkatan, red) angka 12 persen lebih,” ungkapnya.
Alhasil peternak maupun pengepul yang sebelumnya mampu menyuplai 92 ton susu sapi perah ke industri-industri pengolahan susu kini yang terserap hanya 71 ton per hari.
Untuk menengahi persoalan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang menyiapkan langkah jangka pendek dan jangka panjang agar susu sapi perah lokal terserap.
“Yang pertama kami akan upayakan seluruh ASN di Pemkab Semarang untuk dapat membeli susu sapi segar untuk membantu para peternak. Karena apa, kita ini punya 13.800 sapi perah dengan jumlah peternak terbesar, yakni di Getasan, dan ini sudah disetujui oleh Plt Bupati Semarang. Meski kami akui tidak akan membantu banyak, namun dengan susu sapi ini dibeli ASN, minimal bisa mengurangi stok susu sapi perah milik peternak,” tegas dia.
Ramai-ramai Peternak Buang Susu Sapi, DPR Sentil Pemerintah soal Impor
Selain itu pemerintah akan melakukan pembaruan bibit sapi perah termasuk memproduksi produk olahan susu sapi berkualitas standar nasional Indonesia. Selanjutnya melakukan pendampingan intensif kepada peternak untuk meningkatkan produksi serta mutu susu sapi.
“Dengan pembaharuan bibit sapi perah ini diharapkan mampu meningkatkan produksi dan muti dari susu sapi perah yang dihasilkan peternak. Karena saat ini rata-rata produksi susu sapi perah ini ada diangka 12 liter per hari, sedangkan sapi perah unggulan itu dapat menghasilkan 20 liter per harinya,” jelasnya.
Di sisi lain, pemerintah akan membatasi kuota impor susu sapi jika produksi susu sapi perah dari peternak lokal tidak terserap oleh industri.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, meminta kementerian terkait agar mengutamakan produksi susu lokal dibandingkan impor. Jika produksi dalam negeri sudah terserap seluruhnya baru dilakukan impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun industri.
“Namun, kalau produksi dalam negeri tidak diserap oleh industri, impornya akan kami kasih kuota,” kata Zulkifli menyikapi keluhan para peternak dan pengepul susu sapi karena produksi susunya tidak dapat terserap seluruhnya ke Industri Pengolahan Susu (IPS), Rabu, 13 November 2024.
Meskipun demikian, ia berpesan kepada peternak agar memperbaiki mutu susu sapi.
“Tentu diperbaiki, kalau kualitasnya buruk kan nggak baik juga,” katanya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar/Anta – Lingkar.news)