KOTA BANDUNG, Lingkar.news – Produksi sampah di Kota Bandung mencapai 1.500 ton per hari pada tahun lalu. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sampah terbesar berasal dari sisa-sisa makanan dengan total 709,73 ton.
Mengingat persoalan sampah masih belum bisa dituntskan, Pemerintah Kota Bandung mengajak masyarakat ituk ikut membantu menuntaskan masalah darurat sampah dengan bijak memilah sampah.
“Pekerjaan prioritas saat ini adalah mitigasi penanganan sampah karena produksinya menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 1.500 ton per hari pada tahun lalu dan 709,73 ton diantaranya adalah sampah makanan, sekaligus sebagai penyumbang timbunan sampah terbesar,” kata Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, saat memimpin upacara di Balai Kota Bandung, Jawa Barat pada Senin, 25 September 2023.
Bambang mendorong program pemilahan sampah yang bernama Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan) yang berlaku di setiap Rukun Warga (RW) di Kota Bandung itu bisa digerakkan secara massif.
“Itu berarti gerakan Kang Pisman harus terus ditingkatkan secara masif dengan melibatkan para pihak terkait yang esensinya adalah menangani sampah dari tingkat keluarga,” jelasnya.
Dia menyebut hingga saat ini gerakan Kang Pisman sudah berhasil melibatkan 234 RW atau 14,6 persen dari 1.597 RW di Kota Bandung.
“Upaya ini tidak hanya berhenti di situ karena pada saat yang sama tercatat 38.000 rumah sudah memilah sampah dengan metode Kang Pisman, sebanyak 32.900 rumah telah berhasil mengolah sampah dengan kesadaran sendiri,” terangnya.
Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga sedang mengupayakan pengadaan mesin pengolah sampah mesin gibrik di 10 titik, guna melengkapi tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang dibangun Kementerian PUPR di kawasan Nyengseret, Cicabe, dan Tegallega, sekaligus dalam rangka percepatan kawasan bebas sampah.
Bambang berharap peringatan Hari Jadi ke-213 Kota Bandung menjadi momentum untuk masyarakat bisa lebih produktif dengan perkembangan perekonomian semakin meningkat, angka pengangguran berkurang, tingkat kemiskinan menurun, serta daya beli masyarakat terus membaik
“Kita bisa memaksimalkan seluruh lahan dan ruang untuk berbagai kebutuhan, baik untuk kegiatan ekonomi maupun pelestarian lingkungan, pertanian permukiman, dan hajat hidup warga lainnya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)
