Sukabumi, Lingkar.news – Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPOPT) melaporkan kepada Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi bahwa lahan pertanian yang mengalami kekeringan akibat kemarau sampai saat mencapai 279 hektare
“Luas lahan pertanian yang kekeringan itu masuk pada periode 16 hingga 31 Agustus 2024,” kata Kepala Bidang Prasarana dan Penanggulangan Bencana Pertanian Distan Kabupaten Sukabumi Gilar M Akmal di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (21/9).
Menurut Gilar, untuk rinciannya 248 hektare mengalami kekeringan ringan, 28 hektare kekeringan sedang dan 3 hektare kekeringan berat. Namun demikian, pihaknya memprediksi luas lahan pertanian yang kekeringan akan terus bertambah.
Ini bisa terjadi jika kemarau berkepanjangan sehingga lahan pertanian tidak mendapatkan pasokan air, karena seperti diketahui lahan pertanian di kabupaten setempat mayoritas merupakan tadah hujan.
Adapun total luas lahan pertanian di kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa dan Bali ini mencapai 64.077 hektare, namun berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang masuk dalam pola ruang seluas 55 ribu hektare.
“Lahan pertanian yang sudah mengalami kekeringan tersebar di wilayah selatan dan utara Kabupaten Sukabumi,” ujarnya.
Ia menambahkan jika hujan tidak turun dan kemarau terus berlanjut maka pihaknya memperkirakan luas lahan pertanian yang terdampak kekeringan hingga akhir September mencapai 499 hektare bahkan lebih.
Mengatasi masalah semakin meluasnya lahan yang kekeringan, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah strategis seperti menyediakan ratusan pompa untuk disebar ke kelompok tani, perbaikan sarana, pipanisasi dan untuk meringankan petani yang terdampak pihaknya sudah menyiapkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). (rara-lingkar.news)