GARUT, Lingkar.news – Korban tewas ledakan amunisi kedaluwarsa di kawasan pantai Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk Garut, Senin, 12 Mei 2025 pagi.
“Dibawa ke RSUD Pameungpeuk, informasi yang saya terima semua meninggal,” kata Camat Cibalong Dianavia Faizal saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Senin.
Laporan sementara korban ledakan amunisi di Garut itu terdiri empat anggota TNI, dan sembilan warga sipil.
Kendati begitu identitas masih menunggu pihak TNI dan DVI Polri yang akan melakukan identifikasi para korban.
Sejumlah petugas kesehatan dari Puskesmas Cibalong, kata dia, sedang melakukan penyisiran karena kemungkinan masih ada serpihan dari bagian tubuh jenazah.
“Saat ini masih dalam penyisiran,” ucapnya.
Ledakan amunisi di Garut itu terjadi Senin sekitar pukul 09.00 – 10.00 WIB, lokasi tesebut merupakan daerah steril yang rutin dijadikan tempat ledakan amunisi kedaluarsa.
“Kegiatan menjadi agenda rutin tahunan, dan selalu bersurat kepada saya (kecamatan) untuk izin,” katanya.
Kronologis ledakan amunisi kedaluarsa di Garut
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menjelaskan kronologis meledaknya detonator dalam peristiwa pemusnahan amunisi di kawasan Garut, Jawa Barat, Senin pagi
Wahyu mengatakan semua berawal dari kegiatan rutin pemusnahan amunisi yang dilakukan Jajaran Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pukul 09.30 WIB.
“Pada awal kegiatan secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman,” kata Wahyu saat memberikan keterangan pers.
Setelah itu, personel membuat dua lubang sumur untuk dimasukkan amunisi milik TNI AD yang akan dimusnahkan.
Setelah lubang tersebut dibua, kemudian dimasukkan amunisi yang akan dimusnahkan. Lubang tersebut lalu diledakkan oleh personel TNI AD menggunakan detonator.
“Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman,” kata Wahyu.
Setelah itu, personel mengisi satu lubang yang telah disiapkan untuk menghancurkan detonator yang sebelumnya dipakai untuk meledakkan dua lubang sumur.
Detonator itu dimasukkan ke dalam lubang untuk dimusnahkan dengan cara yang sama dengan pemusnahan amunisi sebelumnya.
“Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang,” kata Wahyu.
Ledakan tersebut menyebabkan 13 orang meninggal dunia. Wahyu menjelaskan mayoritas dari korban merupakan personel TNI AD.
“Saat ini semua korban yang meninggal dunia sudah dievakuasi ke RSUD untuk dilakukan tindakan selanjutnya,” kata Wahyu.
Wahyu memastikan pihaknya akan menginvestigasi kasus ledakan ini untuk mengungkap penyebab utama meledaknya detonator tersebut.
Investigasi
Wahyu Yudhayana memastikan pihaknya akan melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab utama meledaknya detonator saat proses pemusnahan amunisi di Garut.
“Kami akan melaksanakan investigasi secara menyeluruh terkait dengan kejadian ini dan akan kami sampaikan informasi selanjutnya berkaitan dengan perkembangan dari penyelidikan atau investigasi yang dilaksanakan,” kata Wahyu
Dia menjelaskan proses investigasi itu meliputi pemeriksaan beberapa pihak dan peninjauan lokasi terjadinya ledakan.
Jurnalis: Antara
Editor: Ulfa Puspa