JAKARTA, Lingkar.news – Gempa tektonik dengan magnitudo 5,1 terjadi di wilayah Pantai Selatan Cianjur, Jawa Barat pada Selasa, 6 Juni 2023 sore. Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,92 lintang selatan dan 107,03 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 111 km tenggara Kota Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 48 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia,” ujarnya.
Daryono menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” sambungnya.
Gempa yang terjadi pada jam 14.23.04 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Kabupaten Sukabumi dengan skala intensitas III – IV MMI (Modified Mercally Intensity), artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Gempa juga dirasakan di daerah Pelabuhan Ratu, Kabupaten Cianjur dengan skala intensitas II – III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu), dan daerah Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
“Hingga pukul 14.45 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock),” paparnya.
Daryono mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tuturnya.
Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu di Sukabumi mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, untuk menyadari keberadaan megathrust dan sesar dalam kaitan dengan potensi dan sumber gempa bumi.
“Ada dua sumber gempa di Kabupaten Sukabumi yakni megathrust selatan Jabar dan sejumlah sesar darat seperti Sesar Cimandiri,” ucapnya.
Dia mengajak Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk melakukan mitigasi bencana dengan melibatkan masyarakat untuk menekan dampak dan korban jiwa. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)