Aktivitas Tambang Dicurigai Picu Banjir di Sukabumi, 3 Perusahaan Diklarifikasi

Aktivitas Tambang Dicurigai Picu Banjir di Sukabumi, 3 Perusahaan Diklarifikasi

Kondisi Kampung Cieurih, Desa Datarnangka, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang terdampak banjir bandang luapan air Sungai Cikaso, Rabu, 4 Desember 2024. (Antara/Lingkar.news)

SUKABUMI, Lingkar.news Aktivitas tambang yang beroperasi di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat diduga menjadi penyebab banjir dan longsor di wilayah setempat pada Rabu, 4 Desember 2024.

Sebelumnya organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jabar mencurigai tiga perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah selatan Sukabumi menjadi salah satu pemicu bencana yang memorak-porandakan puluhan kecamatan dan menilai perusahaan tambang menjadi penyebab banjir dan tanah longsor. Kecurigaan itu kemudian dilaporkan ke pihak berwajib setelah melakukan investigasi penyebab bencana tersebut.

Kapolres Sukabumi AKBP Samian mengatakan informasi dari Walhi Jabar menjadi kemudian menjadi dasar pemanggilan pemilik perusahaan tambang dan melakukan penyelidikan di lapangan.

“Pemanggilan tiga perusahaan tambang itu untuk memberikan klarifikasi terkait dengan aktivitas mereka,” kata Samian dalam keterangan yang diterima pada Selasa, 17 Desember 2024.

Sukabumi Dilanda Banjir yang Hanyutkan Mobil hingga Longsor di 4 Lokasi

Selain itu, pemanggilan terhadap mereka juga untuk mengetahui perizinan, kemudian tanggung jawab terhadap lingkungan dan kepedulian lingkungan setelah atau proses menambang.

Kendati demikian, investigasi lapangan tetap berjalan untuk menilai dampak langsung operasi tambang terhadap lingkungan.

Adapun hasil temuan tim investigasi Walhi di lapangan, bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Sukabumi pada tanggal 3 dan 4 Desember 2024, kondisi kawasan hutan di wilayah Gunung Guha yang berada di Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah telah terdegradasi.

Di tempat lain juga ditemukan kondisi hutan dan lingkungan yang sudah rusak akibat tambang emas serta galian kuarsa untuk bahan baku semen. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version