Rupiah Semakin Terpuruk, Ferry Irwandi Ungkap Penyebabnya

Rupiah Semakin Terpuruk, Ferry Irwandi Ungkap Penyebabnya

Tangkapan layar Ferry Irwandi membahas seputar anjloknya nilai rupiah di kanal youtubnya

Jakarta, Lingkar.news – Youtuber atau kreator konten Fery Irwandi yang kerap membahas isu-isu ekonomi terkini, di salurun Youtubnya angkat bicara mengenai semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Mantan pegawai Sri Mulyani di Kemenkeu itu menyebut ada dua faktor yang menyebabkan anjloknya nilai mata uang rupiah yakni faktor eksternal dan internal.

‘Sekarang kita bahas yang eksternalnya dulu, yang pertama kenapa rupiah bisa jatuh yaitu karena ada kekhawatiran terhadap ekonomi Amerika Serikat,  ada kekhawatiran pasar mengenai data produk domestik brutonya Amerika Serikat untuk Kuartal keempat yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan pertumbuhan, hal ini mempengaruhi spekulasi mengenai kebijakan suku bunga The Fed” jelas Ferry dalam sebuah video yang tayang Sabtu, 3 Februari, di kanal Youtube pribadinya “Ferry Irwandi”.

Seperti diketahui, The Fed adalah bank sentral AS di mana AS menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia. The Fed juga menjadi satu-satunya lembaga yang berwenang mencetak dolar di dunia.

“Jadi pasar mengantisipasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama yang berakibat pada peningkatan nilai dolar Amerika Serikat dibandingkan dengan mata uang lain, termasuk Rupiah” lanjut Ferry

Ferry pun menjelaskan lebih lanjut kronologis

“Jadi simplenya itu begini, pertama kan para investor para spekulan itu memperkirakan kalau The Fed akan memotong suku bunga di bulan Maret, tapi ternyata data PDB yang keluar lebih baik dari perkiraan. Memang kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya itu turun cuma dalam faktanya data riilnya itu di atas 2% dari perkiraan para ahli, inilah yang menyebabkan orang-orang berfikir nggak mungkin The Fed akan memotong suku bunga dalam waktu dekat yang sebelumnya diperkirakan akan terjadi pada bulan Maret 2024. Nah ketika The Fed tidak jadi menurunkan suku bunga jadi orang-orang berfikir untuk memasukkan  uang ke AS, makanya terjadi capital Outflow yang banyak terjadi di emergency country, jadi orang-orang narik uangnya balik lagi ke Amerika itulah yang menyebabkan Dolar kembali menguat”

Sebab kedua menurut Ferry adalah langkah tiba-tiba yang dilakukan oleh Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) yang memangkas rasio persyaratan cadangan untuk bank-bank lokal yang mengeluarkan likuiditas sebesar hampir 140 Miliar Dolar dalam perekonomian Tiongkok. Hal ini tentu berpengaruh ke Indonesia karena Negara tirai bambu tersebut termasuk mitra bisnis utama Negara Indonesia.

“ Nah internalnya juga berpengaruh nih dari dalam negeri realisasi investasi Indonesia di kuartal 4 2023  itu mencapai angka 365,8 triliun, tumbuh 16,2% dengan penyerapan kerja sebanyak 457.865 orang, realisasi investasi tersebut terdiri dari PMA (Penanaman Modal Asing), penanaman modal dalam negeri, yang keduanya menunjukkan pertumbuhan, tapi menjelang Pemilu kondisi politik kan enggak bisa dibilang stabil” imbuh Ferry. (ip-lingkar.news)

Exit mobile version