Presiden Jokowi Tegaskan Harga BBM Subsidi Masih Dihitung dengan Hati-Hati

Presiden Jokowi Tegaskan Harga BBM Subsidi Masih Dihitung dengan Hati-Hati

Pengendara motor sedang antre membeli Pertalite. (Istimewa/Lingkar.news)

JAKARTA, Lingkar.news – Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah masih menghitung dengan hati-hati harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, khususnya jenis Solar dan Pertalite.

“BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati,” kata Presiden Jokowi baru-baru ini.

Pada tahun ini, anggaran subsidi BBM dan LPG mencapai Rp 149,4 triliun, sedangkan subsidi listrik mencapai Rp 59,6 triliun.

Sementara, kompensasi BBM mencapai Rp 252,5 triliun dan kompensasi listrik mencapai Rp 41,0 triliun. Dengan itu, total anggaran subsidi dan kompensasi mencapai Rp 502,4 triliun.

Jumlah ini berpotensi membengkak hingga Rp 698 triliun atau naik Rp 195,6 triliun, apabila konsumsi terus meningkat. Hal itu karena harga jual eceran (HJE) BBM subsidi jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga jual seharusnya atau keekonomiannya.

Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan HJE solar yang ditetapkan oleh PT Pertamina (Persero) dengan seizin pemerintah sebesar Rp5.150 per liter, sedangkan harga keekonomiannya sudah mencapai Rp13.950 per liter.

Sementara itu, ia mengatakan HJE pertalite yang ditetapkan sebesar Rp7.650, harga keekonomiannya sudah mencapai Rp14.450 per liter. Dengan demikian, pemerintah memberikan subsidi mencapai Rp6.800 untuk setiap liter bahan bakar ini.

Di sisi lain, kuota BBM bersubsidi jenis Solar dan Pertalite yang ditargetkan dalam APBN tahun ini akan habis pada bulan Oktober.

Menkeu menjelaskan realisasi konsumsi solar pada Januari hingga Juli tahun ini sudah mencapai 9,88 juta kiloliter atau 65 persen dari kuota. Dengan demikian, ia memproyeksi konsumsi solar akan mencapai 17,44 juta kiloliter atau 115 persen dari kuota hingga akhir tahun.

Kuota penyaluran solar bersubsidi dalam target APBN tahun ini sebesar 15,10 juta kiloliter.

Ia melanjutkan realisasi konsumsi pertalite pada Januari hingga Juli tahun ini sudah mencapai 16,84 juta kiloliter atau 73 persen dari kuota. Ia memproyeksi konsumsi pertalite akan mencapai 29,07 juta kiloliter atau 126 persen dari kuota pada akhir tahun.

Kuota penyaluran pertalite bersubsidi dalam target APBN tahun ini sebesar 23,05 juta kiloliter. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version